Suara.com - Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa bayi yang melalui proses in vitro fertilization (IVF) atau dikenal dengan bayi tabung memiliki risiko dua kali lipat mengalami autisme.
Namun, peneliti mengungkap risiko lebih besar ini hanya dialami pada ibu yang berusia di bawah 35 tahun dan melahirkan anak kembar atau lebih dari satu.
Untuk mendapatkan temuan ini, penelitian yang dipimpin oleh profesor Peter Bearman dari Universitas Colombia di New York City mengumpulkan lebih dari 5,9 juta kelahiran California, termasuk 48.865 bayi tabung dan 32.922 anak autis. Kemudian peneliti membandingkan kejadian autisme pada kelahiran yang melibatkan pengobatan infertilitas terkini seperti IVF dan mereka yang tidak.
"Ada hubungan antara IVF dan autisme, tetapi ketika kita bisa mengendalikan berbagai faktor seperti usia ibu saat melahirkan, kondisi kehamilan, komplikasi persalinan dan kelahiran kembar maka risiko autisme bisa dikurangi," kata Bearman.
Temuan ini muncul setelah sebuah penelitian yang diterbitkan minggu ini menemukan bahwa faktor genetik merupakan penyebab utama anak mengalami autisme, bukan gaya hidup.
Para ilmuwan dari King College London mengatakan bahwa rata-rata anak laki-laki dan perempuan penyandang autisme, ditemukan bahwa 98 persen penyebabnya adalah faktor genetik. (Daily Mail)
Studi: Bayi Tabung Lebih Berisiko Autis
Selasa, 24 Maret 2015 | 14:04 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Alasan Memilih Bayi Tabung untuk Keberhasilan Program Kehamilan
05 November 2024 | 15:08 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Health | 19:07 WIB
Health | 18:26 WIB
Health | 18:11 WIB
Health | 16:59 WIB
Health | 15:36 WIB
Health | 12:42 WIB
Health | 08:15 WIB
Health | 13:04 WIB