Sering Gemetar? Waspadai Parkinson

Rabu, 18 Maret 2015 | 15:58 WIB
Sering Gemetar? Waspadai Parkinson
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Parkinson merupakan penyakit degeneratif yang biasanya menyerang para lanjut usia (lansia). Namun, tak jarang penyakit ini juga dialami anak muda berusia belasan tahun.

Salah satu tanda yang harus diwaspadai parkinson adalah tubuh tiba-tiba gemetar atau tremor padahal sedang tidak melakukan aktivitas apapun. Jika diketahui lebih dini, maka pasien cukup menjalani proses pengobatan dan peluang kesembuhan juga meningkat.

"Kalau diketahui lebih awal pasien hanya diberikan obat untuk mengurangi gejalanya, dan hasilnya bagus sekali," ujar dr Made Agus M. Inggas, MD dari Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk, pada diskusi media 'Terapi Terkini Pengobatan Parkinson' di Jakarta, Rabu, (18/3/2015).

Selain gemetar, pasien yang mengalami parkinson biasanya juga mengalami kekakuan di beberapa bagian tubuh. Kekakuan ini juga ditandai dengan susah menelan, leher sulit digerakkan, hingga tidak bisa bangkit dari posisi tidur atau duduk.

Bagi pasien berusia lanjut, melambatnya seluruh gerak seringkali dianggap biasa seiring dengan peningkatan usia. Padahal, kondisi ini juga merupakan gejala parkinson yang harus diwaspadai.

"Ada pasien kita yang susah membuka kelopak matanya, ada juga yang berjalan itu lambat sekali. Mungkin orang menganggapnya biasa padahal itu gejala parkinson," imbuh Made.

Sedangkan pada kondisi lanjut, biasanya pasien parkinson mengalami gangguan postur tubuh. Mereka seringkali mudah terjatuh dan mau tak mau bergantung dengan bantuan kursi roda.

Hingga kini, dokter belum bisa menjelaskan penyebab pasti dari penyakit parkinson. Ia hanya menyebut bahwa parkinson merupakan penyakit degeneratif yang membuat sel saraf di otak mengalami kerusakan sehingga produksi dopamin terhenti.

"Faktor risiko memang belum jelas. Ada parkinson keturunan tapi angkanya dibawah 5 persen. Intinya sih degeneratif karena faktor usia. Kalau terjadi di usia muda bisa jadi karena faktor genetik," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI