Perempuan Ini Akan Lahirkan Cucunya Sendiri

Ririn Indriani Suara.Com
Minggu, 22 Februari 2015 | 16:05 WIB
Perempuan Ini Akan Lahirkan Cucunya Sendiri
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mengandung seorang bayi yang berasal dari sel telur anak perempuannya sendiri tentu merupakan sebuah keputusan yang kontroversial. Inilah yang kini tengah dialami oleh seorang perempuan Inggris berusia 59 tahun, yang tak disebutkan namanya.

Ia dan suaminya mengklaim bahwa keputusan beraninya tersebut diambil untuk memenuhi keinginan anak perempuannya yang telah meninggal dunia, karena kanker usus.

Ini tentu saja merupakan kasus pertama dari jenisnya di dunia, seorang ibu mengandung bayi yang berasal dari sel telur puterinya sendiri, sementara spermanya berasal dari sperma donor.

Semasa hidup, sang anak memutuskan untuk membekukan sel telurnya dengan harapan akan memiliki anak di masa depan. Namun sayangnya, kanker usus yang dideritanya tak berhasil dilawannya sehingga ia meninggal dunia.

Sementara di Inggris tidak ada klinik yang mau memberikan perawatan untuk ibunya  yang kini berharap untuk membawa sel telurnya ke New York yang memiliki klinik yang menyediakan perawatan kesuburan dengan perkiraan biaya sebesar 60.000 poundsterling atau sekitar Rp1,1 miliar lebih.

Ini akan menjadi satu-satunya kesempatan pasangan tersebut untuk menjadi kakek-nenek setelah anak tunggal mereka meninggal, karena kanker usus yang dideritanya empat tahun lalu saat masih berusia 20 tahunan.

Namun perempuan itu menyadari akan menghadapi risiko yang besar baik untuk kesehatannya maupun kesehatan janinnya, meski perawatan kesuburan berhasil dilakukan.

Namun, ia dan suaminya tetap bertekad untuk menghormati keinginan putri mereka dan kasus ini telah diatur untuk diputuskan oleh hakim.

Para ahli percaya, jika kehamilannya itu berhasil, maka perempuan itu akan menjadi yang pertama di dunia untuk melahirkan bayi dengan menggunakan telur dari putrinya meninggal.

Dr Mohammed Taranissi, yang menjalankan klinik kesuburan argc di London, mengatakan: "Saya belum pernah mendengar kasus surrogacy yang melibatkan seorang ibu dan sel telur yang berasal dari anaknya yang meninggal. Ini mungkin yang pertama di dunia. "

Sementara itu, The Fertility and Embryology Authority (HFEA) telah menolak permohonan pasangan tersebut untuk mengirim sel telur beku putri mereka ke Amerika, dengan alasan bahwa putrinya tidak memberikan persetujuan tertulis secara jelas.

Tapi orang tuanya kini tengah bersiap untuk menantang putusan di Pengadilan Tinggi. Mereka mengklaim putri mereka mengatakan kepada mereka tak lama sebelum kematiannya bahwa memiliki anak adalah yang diinginkan oleh putrinya. (Daily Mail)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI