Suara.com - Sepatu hak tinggi merupakan sepatu favorit para perempuan untuk tampilan yang lebih anggun dan seksi. Jutaan perempuan rela memakai sepatu hak tinggi setiap hari meski kadang harus menahan rasa sakit setelah berjam-jam menggunakannya. Inilah yang harus dibayar para perempuan modern demi harga sebuah penampilan.
Padahal, jika Anda bertanya pada para peneliti, mereka tak akan menganjurkan pemakaian sepatu berhak tinggi ini. Mereka bahkan berpendapat, demi mempertahankan kesehatan Anda, silakan tinggalkan kebiasaan menggunakan sepatu berhak tinggi.
Banyak perempuan beralasan bahwa selagi dampaknya tak terlihat secara langsung, mereka tetap mau mengenakan sepatu yang tingginya bisa mencapai 10 cm. Padahal, di bawah permukaan kaki yang tak terlihat, otot-otot betis mengalami pemendekan, dan perataan lengkung kaki yang bisa mengakibatkan postur tubuh bermasalah.
Bahkan, balutan sepatu berhak tinggi ini bisa meningkatkan keausan pada sendi dan jaringan lunak sebagai penyebab radang sendi hingga meningkatkan risiko patah tulang.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2012 menyebutkan bahwa pemakaian sepatu hak tinggi pada perempuan di bawah usia 20 tahun dapat menyebabkan perubahan gaya berjalan bahkan ketika mereka tidak mengenakan sepatu hak.
Pada perempuan yang gemar mengenakan sepatu hak tinggi juga didapatkan bahwa mereka memiliki otot betis yang pendek dibandingkan perempuan yang jarang atau tidak pernah menggunakan sepatu hak tinggi.
Hal ini disebabkan otot pemakai sepatu hak tinggi mengalami kelelahan ketika dipaksa untuk memanjangkannya dari ukuran normal. Tak hanya itu, sepatu hak tinggi juga mengubah drastis postur tubuh pemakainya sehingga mereka lebih berisiko terkena osteoarthritis dan hammertoe atau jari kaki palu karena terlalu sempit menggunakan sepatu.
Dengan semua bahayanya terhadap kesehatan, masih maukah Anda membuat kaki menderita dengan sepatu hak tinggi? (Medical Daily)