Suara.com - Pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) disebut membutuhkan dukungan pasokan bahan baku jamu, seiring dengan meningkat pesatnya jumlah pasien klinik saintifikasi jamu.
"Jejaring saintifikasi jamu sekarang ada 384 dokter, 68 apoteker. Sekarang masih sedikit yang buka praktik klinik jamu, jadi masih cukup. Kalau semua buka, kita tidak kuat," ungkap Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Kemenkes, Indah Yuning Prapti, di Tawangmangu, Jawa Tengah, Kamis (5/2/2015).
Saat ini, menurut Indah, baru 27 persen atau sepertiga dokter saintifikasi jamu yang aktif membuka praktik. Dari jumlah itu, semua bahan baku jamunya berasal dari B2P2TOOT Tawangmangu.
"Mereka sudah percaya (bahwa) bahan baku dari sini sudah baik. Karena sejak dari benih sampai jamu mengikuti peraturan yang berlaku, (yaitu) di budidaya menggunakan good agriculture practice, sedangkan di pascapanen menggunakan good handling practice," ujar Indah.
Guna mencukupi kebutuhan bahan baku jamu yang akan semakin bertambah, Indah berharap di setiap kabupaten ada semacam mini model B2P2TOOT Tawangmangu.
"Seandainya pun tidak, minimal punya sumber bahan baku seperti di sini. Jadi, mereka harus bisa merangkul petani," tuturnya.
Pembudidayaan tanaman obat sendiri, menurut Indah, sebenarnya masih termasuk domain Kementerian Pertanian (Kementan). Namun sejauh ini dukungan pasokan bahan baku yang diharapkan tersebut belum dapat dipenuhi.
Menurut Indah, saat ini Klinik Saintifikasi Jamu atau Hortus Medicus menyiapkan 200 kilogram (kg) temulawak dan 180 kg kunyit setiap harinya. Sementara jika jejaring saintifikasi jamu semakin berkembang, otomatis bahan baku yang tersedia pun harus lebih banyak dari itu.
"Makanya, pendampingan ke petani itu yang sulit-sulit gampang," ujarnya pula.
Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes, Tjandra Yoga Aditama, pihaknya sudah bertemu dengan Balitbang Kementan. "Selain itu, kita juga sudah bertemu dengan pihak LIPI, langsung bicara dengan pihak Kebun Raya Bogor terkait dengan tanaman obat," jelasnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenkes, Untung Suseno Sutarjo, pun mengatakan bahwa pengembangan bahan baku tanaman obat dan obat tradisional ini perlu mendapat dukungan dari lintas sektoral, termasuk Kementan. Sementara, Dirjen Bina Farmasi dan Alkes Kemenkes, Linda Maura Sitanggang, mengatakan bahwa penyediaan bahan baku obat tradisional memang bukan sesuatu yang mudah.
"Karena harus ada proses budidaya. Kita untuk mendorong bagaimana penyediaan bahan baku obat tradisional, memang harus dilakukan lintas kementerian, sehingga pembinaan dari berbagai aspek bisa dilakukan secara sinergi," ujarnya. [Antara]
Kemenkes Butuh Dukungan Pasokan Bahan Baku Jamu
Arsito Hidayatullah Suara.Com
Jum'at, 06 Februari 2015 | 01:36 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Catat! Janji Kemenkes Kelola APBN Rp129,8 Triliun: Periksa Kesehatan Gratis hingga Bangun RS
04 November 2024 | 22:55 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI