Sperma Bisa Deteksi Kesehatan Lelaki

Kamis, 05 Februari 2015 | 20:59 WIB
Sperma Bisa Deteksi Kesehatan Lelaki
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sperma Bisa Deteksi Kesehatan Lelaki

Lelaki yang mengalami gangguan kesuburan cenderung mengalami peningkatan risiko hipertensi dan penyakit lain.

Lelaki terus menerus mencari tanda-tanda yang bisa menunjukkan kondisi kesehatan mereka. Padahal air mani atau sperma bisa menjadi alat untuk mendeteksi kondisi kesehatan mereka secara keseluruhan.

Dalam dua dekade terakhir, penelitian menunjukkan bahwa kebanyaka lelaki mengalami penurunan atas jumlah sperma mereka hingga tinggal sepertiga dari jumlah asli. Penurunan jumlah sperma tersebut ternyata bisa mengindikasikan beragam masalah kesehatannya. Apa saja? Yuk, kita telusuri lebih jauh.

1. Tekanan Darah Tinggi
Sekitar 80 juta orang dewasa di Amerika Serikat didiagnosis mengalami tekanan darah tinggi yang berpotensi memicu berbagai komplikasi seperti kerusakan ginjal, hati, serangan jantung, dan stroke. Sebuah penelitian yang dilakukan di Stanford University School of Medicine menemukan bahwa kualitas sperma seorang lelaki dapat menjadi acuan untuk menghitung risiko hipertensi yang dialaminya.
Penelitian ini melibatkan 9387 lelaki berusia 30-50 tahun yang mengungkapkan bahwa laki-laki dengan gangguan kesuburan cenderung memiliki peningkatan risiko untuk penyakit tertentu yang berhubungan dengan sistem peredaran darah, termasuk hipertensi dan penyakit jantung.

2. Obesitas
Bukti menunjukkan bahwa merokok dan obesitas secara langsung mempengaruhi ketidaksuburan pada lelaki. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction menunjukkan bahwa seorang pria dengan indeks massa tubuh uyanh besar memiliki jumlah sperma yang cenderung sedikit dan kualitasnya yang buruk.

Peneliti utama dr. Michael Eisenberg dan rekannya menemukan bahwa lelaki yang kelebihan berat badan mengalami ejakulasi rata-rata 2,8 ml air mani dibandingkan lelaki dengan berat badan normal yakni 3,3 ml. Volume sperma sehat saat ejakulasi yakni antara 2 hingga 5 ml.

Menurut peneliti, yang menyebabkan perbedaan jumlah sperma pada laki-laki yang obesitas disebabkan penyimpanan lemak yang lebih besar sehingga menekan jumlah hormon testosteron yang terlibat dalam pembentukan jumlah sperma. Selain itu, hal ini juga bisa disebabkan oleh hormon yang diproduksi sel lemak yakni leptin, dimana dapat merusak sel-sel sperma.

3. Paparan BPA
Peneliti dari Washington State University menemukan bagaimana BPA (Bisphenol A) dapat meningkatkan risiko gangguan keseburan pada lelaki. Temuan ini didapat setelah peneliti mengekspos kelompok tikus jantan yang baru lahir untuk diberikan paparan BPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tikus yang terkena BPA mengalami kerusakan pada sperma mereka.

4. Konsumsi Alkohol
Para peneliti dari Denmark menemukan bahwa laki-laki sehat yang rutinn mengonsumsi alkohol mengalami gangguan kesuburan. Dari 1221 lelaki Denmark yang diteliti, 64 persen dari mereka mengaku sering melakukan pesta minuman keras dalam satu bulan terakhir. Pesta minum kemudian didefinisikan konsumsi alkohol yang lebih dari lima gelas sehari. Lelaki yang mengonsumsi 40 gelas alkohol seminggu memiliki jumlah sperma 33 persen lebih rendah dibandingkan laki-laki yang minum antara 1-5 gelas seminggu.

5. Kurang Tidur
Waktu tidur yang kurang memicu berbagai gangguan kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes, obesitas, depresi, bahkan penyakit kanker. Namun, penelitian lain di Denmark mengungkapkan bahwa kurang tidur juga bisa menurunkan kadar testosteron pada pria dan jumlah sperma yang dihasilkannya.

Dalam penelitian ini, 1000 orang dianalisis mengenai jadwal tidur, gangguan saat tidur, dan jumlah sperma serta ukuran testis mereka. Lelaki dengan gangguan insomnia dan kesulitan mendapatkan tidur berkualitas memiliki jumlah sperma 29 persen lebih rendah dibanding lelaki yang tak mengalami gangguan tidur. (Medical Daily)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI