Makanan Pinggir Jalan Akan Disertifikasi

Kamis, 05 Februari 2015 | 20:15 WIB
Makanan Pinggir Jalan Akan Disertifikasi
Ilustrasi makanan pinggir jalan. (Foto: suara.com/Dinda Rachmawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Angka kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia semakin meningkat. Bahkan, menurut dr. R. Koesmedi Priharto, SpOT M. Kes, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, PTM juga menjadi penyebab utama kematian di Ibu kota.

Berdasarkan informasi dari Surveilans Penyebab Kematian Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, tiga penyakit utama kematian di DKI Jakarta, baik pada 2013 maupun 2014 adalah Hipertensi, Diabetes Melitus (DM) dan penyakit kardiovaskular seperti Stroke, Jantung dan lainnya.

Umumnya, penyakit-penyakit tersebut terkait dengan konsumsi gula, garam dan lemak (GGL) yang berlebih. Sementara seharusnya, anjuran batas konsumsi GGL yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, yaitu garam 1 sendok teh, dan lemak 5 sendok makan per hari per orang.

Untuk menekan angka kematian yang disebabkan oleh PTM ini, Pemerintah DKI Jakarta pun memiliki program untuk mengatur tentang penjualan makanan di pinggir jalan yang harus disertivikasi dan dicek tentang kandungan GGL. Selain itu, makanan-makanam tersebut juga harus bebas dari bahan pengawet dan zat pewarna.

"Saat ini sampel baru mau kita uji. Sementara instruksi sudah ada sejak 2 minggu lalu dari bapak Gubernur, kami mengambil empat wilayah uji coba, yakni Melawai, Blok S, Kebon Sirih, dan IRTI," tutur Koesmedi usai membuka Program Edukasi Konsumsi Gula, Garam, lemak, dan Baca Label Kemasan di Jakarta, Kamis (5/2/2015).

Lokasi-lokasi tersebut dipilih, dikarenakan memang sudah terkenal sebagai tempat makan pinggir jalan yang sudah tertata. Namun jika program ini mencapai target, nantinya proses sertifikasi akan menyeluruh.

Proses pengujian sampel dapat diikuti oleh seluruh pemilik warung makanan pinggir jalan, dengan mendaftarkan ke Dinas UKM DKI Jakarta, setelah itu, Dinas UKM akan mengambil sampel makanan yang akan diuji coba dan diperiksa Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

"Nanti warung makan yang sudah disertifikasi akan kita masukan ke Google Map melalui program Jakarta Smart, yang bekerjasama dengan Dinas Kominfo DKI Jakarta, sehingga akan terlihat, warung tersebut makanannya sehat," jelas dia lagi.

Program ini lanjut Koesmedi ditargetkan selesai secepat bahkan jika memungkinkan, bisa selesai dalam bulan ini.

Semua jenis makanan, berat maupun ringan akan diambil sampelnya dan diperiksa. Meski kebanyakan makanan yang dijual pada warung pinggir jalan mengandung GGL, Koesmedi menekankan, yang penting komposisinya harus pas dan tidak berlebihan.


BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI