Studi: Perceraian Memicu Penyakit Kronis

Senin, 05 Januari 2015 | 13:59 WIB
Studi: Perceraian Memicu Penyakit Kronis
Ilustrasi pasangan bercerai. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat menjalani proses perceraian, seseorang tentu mengalami gangguan tidur. Akibatnya, muncul sederet penyakit yang disebabkan dari gangguan tidur ini.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Arizona baru-baru ini menemukan bahwa gangguan tidur yang muncul saat seseorang menjalani proses perceraian bisa menyebabkan gangguan pada siklus metabolisme tubuh. Tak hanya itu, tingkat stres yang tinggi di masa-masa terberat ini bisa memicu peningkatan tekanan darah sehingga berujung pada kematian.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa orang dewasa yang melakukan perceraian berisiko tinggi mengalami kematian dini ketimbang orang dewasa yang memiliki kondisi rumah tangga yang normal dan bahagia.

"Setelah bercerai, beberapa orang masih belum bisa move on dari perasaan sedihnya. Akibatnya, sering kesulitan untuk bisa tidur nyenyak dalam jangka waktu yang lama. Orang dengan kondisi seperti ini rentan terserang berbagai penyakit kronis," kata Dr David Sbarra, sang peneliti.

Untuk mendapatkan temuan ini, peneliti melibatkan 138 orang yang sudah bercerai dari pasangannya. Mereka diminta untuk melaporkan pola tidur yang dijalani selama 7,5 bulan dan tekanan darah.

Mereka yang memiliki gangguan tidur lebih besar berisiko tinggi memiliki efek buruk pada tekanan darah. Kendra Krietsh, peneliti utama menyarankan orang yang memiliki gangguan tidur pascaperceraian, menemukan cara bersantai sebelum tidur dan mendapatkan pola tidur yang teratur. (Daily Mail)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI