Trauma Berlebihan Bisa Diturunkan Hingga Tujuh Generasi

Minggu, 04 Januari 2015 | 07:52 WIB
Trauma Berlebihan Bisa Diturunkan Hingga Tujuh Generasi
Ilustrasi trauma (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Trauma berlebihan yang dialami seseorang bisa berdampak bagi keturunannya. Bahkan menurut para ahli, trauma ini bisa mempengaruhi hingga tujuh generasi. Menurut ahli neurobiologis dan okupasi terapi dunia, Kimberly Ann Barthel, efek sebuah trauma bisa berupa ketakutan berlebihan ataupun sikap negatif terhadap penyebab trauma.

"Ketika satu generasi mengalami trauma maka tujuh generasi selanjutnya akan mendapatkan trauma yang kemudian mempengaruhi karakternya,” ujar Kim pada pelatihan Internasional bertajuk "The Behavioral Detective: Evidence and Art" di Gedung Vokasi Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Sabtu, (3/12/3014).

Sebagai contoh, seseorang yang menjadi korban perang akan merasakan kekhawatiran berlebihan terhadap hal-hal yang pernah dihadapinya saat mengalami perang. Rasa khawatir yang berlebihan inilah yang akan mempengaruhi keturunan selanjutnya.

"Yang terjadi saat perang seperti suara tembakan, orang yang menangis hingga korban meninggal yang mungkin dilihatnya akan menciptakan trauma yang begitu dalam," tambahnya.

Trauma inilah yang diturunkan kepada generasi berikutnya yang tak secara langsung mengalami kejadian perang. Kim mencontohkan, generasi penerus ini mungkin akan takut mendengar suara senjata, atau justru bisa histeris ketika melihat orang meninggal. Untuk meminimalisir rasa trauma yang diturunkan ini, Kim menyarankan agar seseorang mendapatkan terapi khusus.

"Okupasi terapi merupakan terapi yang dilakukan dengan mengeksplorasi intervensi proses neurobiologi dari sensori. Sehingga rasa trauma bisa diminimalisir agar tidak menganggu aktivitas hidupnya," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI