Menkes Ingin Jamu Naik Pamor di Pangsa Dunia

Senin, 29 Desember 2014 | 18:45 WIB
Menkes Ingin Jamu Naik Pamor di Pangsa Dunia
Menkes Nila F. Moeloek. (Foto: Suara.com/Firsta Nodia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jamu merupakan obat tradisional Indonesia yang telah dikenal sejak ratusan tahun. Jamu sebagai warisan budaya ini sering dijajakan di perkampungan oleh para penjual jamu gendong.

Melihat manfaatnya yang telah dibuktikan melalui berbagai penelitian, Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek pun ingin jamu menjadi minuman yang dilirik seluruh elemen masyarakat.

"Jamu saya anggap sebagai suplemen dibanding untuk pengobatan. Kalau saya lebih senang minum yang kapsul karena lebih praktis. Jamu juga bisa dijadikan sebagai upaya pencegahan dari berbagai penyakit," katanya pada acara 'Parade Penelitian 2014' di Gedung Kemenkes, Jakarta, Senin (29/12/2014).

Badan Penelitian dan Penegmbangan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun baru saja menyelenggarakan 'Parade Penelitian Kesehatan 2014' dengan topik saintifikasi jamu sebagai salah satu penelitan yang didiskusikan.

Hasil penelitian pun menciptakan dua kapsul jamu yang mampu mengobati hipertensi dan asam urat.

Menkes merasa perlunya kerja sama lintas sektor untuk mempromosikan jamu sebagai suplemen kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Sebagai langkah awal, dirinya bermaksud membicarakan lebih lanjut mengenai status produk jamu dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

"Banyak suplemen dari luar berdatangan ke Indonesia karena produksi suplemen kita kurang. Ini yang akan kami bicarakan dengan Kementerian Perdagangan untuk mempresentasikan juga hasil saintifikasi jamu yang dilakukan pihak Balitbangkes.

Lebih lanjut, Nila berujar bahwa masih banyak upaya yang harus diperjuangkan demi membuat jamu semakin mendunia. Namun ia mengingatkan para produsen jamu untuk tidak mencampurkan ramuannya dengan bahan kimia.

"Saya paham bagaimana beratnya melakukan penelitian jamu ini, satu ramuan harus melalui satu uji klinis, tapi kita harus hati-hati jangan sampai jamu tradisional yang alami ini dicampur dengan bahan kimia," tutup Menkes.



BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI