Suara.com - Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Ibu (SDKI) tahun 2012 Angka Kematian Ibu di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan Angka Kelahiran Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran. Untuk menekan angka kematian yang relatif tinggi ini, Kementrian Kesehatan berupaya untuk terus merangkul dukun bayi.
Menurut Direktur Bina Kesehatan Ibu, Kementerian Kesehatan RI, dr. Gita Maya Koemara Sakti, selama ini dukun bayi dianggap sebagai musuh tenaga kesehatan, padahal peran mereka dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya di daerah terpencil, sangat besar.
"Dukun itu sangat dekat dengan masyarakat. Sehingga melalui kemitraan ini dukun bisa diajak kerjasama untuk membantu bidan melakukan persalinan di daerah-daerah. Perannya akan sangat berbeda dan tidak bisa disingkirkan," katanya di Gedung Kemenkes, Jakarta, Senin (22/12/2014).
Gita menyebut selama ini dukun bayi memiliki peran yang besar di daerah terpencil yang umumnya masih percaya dengan teknik persalinan konvensional. Padahal proses persalinan yang lebih aman bisa didapatkan di fasilitas kesehatan dengan perlengkapan yang lengkap dan steril.
"Untuk mengajak ibu hamil melakukan proses persalinan dengan fasilitas kesehatan yang lengkap, perlu peran dukun bayi. Proses persalinan bisa dilakukan oleh bidan sedangkan dukun bayi lebih menolong ke hal-hal yang sifatnya non medis, termasuk juga psikologis," tambahnya.
Kemitraan antara bidan dan dukun sebenarnya sudah berjalan di beberapa daerah sejak 2010 lalu. Angka kematian bayi dan ibu pun diklaim menurun di berbagai daerah yang menjalankan program kemitraan ini.
Peran Dukun Bayi untuk Tekan Angka Kematian Ibu Melahirkan
Senin, 22 Desember 2014 | 23:57 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
REKOMENDASI
TERKINI
Health | 18:29 WIB
Health | 16:15 WIB
Health | 15:04 WIB
Health | 08:33 WIB
Health | 08:15 WIB
Health | 05:15 WIB
Health | 17:50 WIB