Paksa Diri Melebihi Batas Kemampuan, Awas Depresi!

Sabtu, 29 November 2014 | 16:11 WIB
Paksa Diri Melebihi Batas Kemampuan, Awas Depresi!
Ilustrasi stres/depresi. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sering kali atasan tak berperikemanusiaan dalam memberi beban pekerjaan kepada bawahannya. Sementara sebagai seorang bawahan, menolak perintah atasan bisa membuat seseorang berada dalam posisi tak aman di kantor. Sehingga akhirnya, mau tak mau si bawahan pun memaksakan dirinya memikul beban yang lebih berat, di luar batas kemampuannya.

Menurut pakar kesehatan jiwa sekaligus Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, Dr Danardi Sosrosumihardjo, jika seseorang memaksakan untuk melakukan hal-hal di atas beban puncaknya, maka akan berakibat mengalami salah satu gangguan kejiwaan yakni stres. Jika hal itu dibiarkan terus-menerus tanpa mekanisme pertahanan diri yang tepat, maka bisa berujung depresi.

"Kemampuan pundak seseorang hanya bisa memikul beban 20 kilogram, tapi dikasih beban 50 kilo dari bosnya. Kalau pingin sehat, ya, jangan diteruskan. Bahaya nanti, bisa depresi kalau dibiarkan terus-menerus," ujar Danardi, dalam sebuah acara di kawasan Ancol, baru-baru ini.

Menurut Danardi pula, banyak orang belum mengenali kemampuan dan karakter dirinya sendiri. Padahal menurutnya, salah satu indikator sehat mental itu adalah menerima diri sendiri dan kondisi di lingkungan sekitar apa adanya. Jika seseorang belum bisa menerima batas kemampuannya, maka dia akan memaksakan beban tambahan yang justru tidak baik bagi dirinya sendiri.

"Saat orang diberi beban di luar batas kemampuannya, tentu dia akan selalu merasa berada di bawah tekanan. Adrenalin dalam tubuh akan tinggi. Jadi, akui saja kalau tidak bisa mengerjakan tugas tersebut, menggunakan manajemen pertahanan diri yang positif," imbuhnya.

Manajemen pertahanan diri yang positif itu sendiri, menurut Danardi, bisa dilakukan dengan cara intelektualisasi. Sarannya, gunakan alasan rasional kepada atasan agar dia memahami bahwa Anda memiliki batasan kemampuan dalam melakukan tugas-tugas. Danardi juga menyebutkan bahwa para atasan yang kerap memberi tugas di luar batas kemampuan bawahannya, bisa tergolong pula mengalami gangguan kejiwaan, karena tak mampu menerima kondisi para staf apa adanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI