Jamu merupakan obat tradisional Indonesia yang telah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu. Jamu sebagai warisan budaya sering dijajakan oleh para penjual jamu gendong baik di pedesaan hingga di perkotaan. Tak hanya itu, jamu juga merupakan salah satu sediaan farmasi yang dapat digunakan untuk mewujudkan kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Hal itu disampaikan Profesor Dr. dr. Lestari Handayani, M. Med yang resmi dikukuhkan oleh Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnain sebagai Profesor Riset ke-11 Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dalam orasi ilmiahnya, Lestari mengangkat topik "Budaya Minum Jamu Dalam Mendukung Pelayanan Kesehatan di Indonesia". Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 ditemukan sekitar 30,4% penduduk Indonesia memanfaatkan kesehatan tradisional, 49% diantaranya menggunakan ramuan jamu.
"Hampir semua yang mengonsumsi jamu menyatakan bahwa jamu bermanfaat bagi kesehatan. Kemenkes juga telah menetapkan kebijakan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 30/2010 tentang saintifikasi jamu dalam penelitian berbasis pelayanan kesehatan," kata Lestari dalam orasinya yang berlangsung di Ruang J. Leimena Lantai 2 Gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Senin, (24/11/2014).
Dengan saintifikasi tersebut, mitos jamu yang berkhasiat untuk kesehatan organ tertentu dapat diuji secara klinis untuk mendapatkan landasan ilmiah (evidence based) sehingga mitos tersebut bisa dibuktikan.
Turut hadir pula Menteri Kesehatan, Nila F. Moeloek beserta jajaran pejabat Kemenkes RI dalam pengukuhan gelar profesor untuk Lestari. Menkes Nila dalam sambutannya mengatakan bahwa Lestari adalah putri terbaik yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan RI. Profesor riset sendiri merupakan jabatan tertinggi dalam karir peneliti yang dikukuhkan oleh LIPI. Hingga kini jumlah profesor riset yang dimiliki Kepala Badan Litbang Kesehatan (Balitbangkes) berjumlah 5 orang.
"Dengan rekam jejak yang dimiliki saudara Lestari saya sangat bangga beliau bisa resmi dikukuhkan sebagai Profesor Riset, terlebih bahasannya mengenai jamu yang identik dengan budaya Indonesia. Semoga masih banyak lagi peneliti yang dapat membuat suatu penelitian yang berguna bagi masyarakat," kata Nila.
Menkes Nila juga menambahkan bahwa Kemenkes sendiri telah menerapkan jamu sebagai minuman wajib untuk para pegawainya.
"Jamu merupakan warisan budaya Nusantara yang maknanya tidak hanya terletak pada bentuk ramuannya, melainkan juga falsafah yang ada di balik ramuan tersebut dan aspek spiritual yang sering menyertainya. Oleh karena itu kami di lingkungan Kemenkes sudah menjadikan jamu sebagai budaya untuk menjaga kesehatan," lanjut Nila.