Jangan Takut Berlebihan Hadapi Ebola

Kamis, 13 November 2014 | 13:00 WIB
Jangan Takut Berlebihan Hadapi Ebola
Simulasi suspect ebola
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ebola kini menjadi topik paling populer di ranah kesehatan. Perkembangannya pun selalu dinanti ratusan juta pasang mata di seluruh dunia.

Virus yang awalnya menjangkit negara Guinea pada Desember 2013, kini tak hanya menjangkit beberapa negara di Afrika Barat, tapi juga telah menyebar ke beberapa negara lain seperti Amerika Serikat dan Spanyol.

Data terbaru bahkan menyebutkan bahwa kasus infeksi ebola pada manusia sudah mendekati angka 14000 kasus dan menewaskan lebih dari 4951 jiwa.

Menanggapi hal ini Medecins Sans Frontieres (MSF) atau organisasi Dokter Lintas Batas yang turut andil dalam menangani pasien ebola di Afrika Barat menyatakan, tak ada yang harus ditakuti dari virus ebola, asal tahu cara pencegahannya dengan baik dan benar.

Mereka menganggap bahwa dunia kini menjadi sangat ketakutan akibat perkembangan virus ini yang begitu cepat, namun lupa memahami bagaimana cara tepat untuk menanggulanginya.

"Jangan ketakutan berlebihan. Sangat perlu mendidik publik agar tidak cepat panik," kata dr. Maria Guevara dari Regional Humanitarian Representative MSF kawasan ASEAN pada acara temu media "Perkembangan Kasus Ebola" di Jakarta, Rabu (12/11/2014).

Virus ebola bekerja dengan merusak sistem kekebalan tubuh, menyebabkan perdarahan dalam tubuh, serta merusak hampir semua organ. Meskipun virus ini sangat mengerikan, tapi Anda hanya bisa terinfeksi apabila ada kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi.

Virus Ebola menular melalui cairan tubuh seperti darah, feses, muntahan, air mani, urin, keringat, air mata, dan ASI.

Maria menegaskan bahwa virus Ebola tidak akan menular melalui kontak biasa, misalnya duduk di sebelah orang yang terinfeksi. Menurutnya, udara, makanan, dan air minum tidak membawa virus Ebola. Virus ini dikatakan Maria, bukan jenis virus yang mudah menular.

“Lebih mudah tertular penyakit flu dan malaria ketimbang Ebola,” ucap Maria.

Meski demikian, ia mengimbau semua masyarakat di seluruh dunia untuk memiliki kesadaran yang tinggi dan pengetahuan yang memadai soal ebola. Maria mencontohkan bahwa proses pengurusan jenazah penderita ebola tidak bisa sembarangan.
Ketika menyentuhnya, tentu virus akan dengan mudah berpindah ke orang tersebut. Sebaiknya biarkan tim khusus dan terlatih yang mengurus jenazah hingga menguburnya menggunakan peralatan yang tepat.

Bagi orang yang merasakan gejala mirip ebola seperti demam mendadak, rasa lemas, nyeri otot, sakit kepala, dan sakit tenggorokan sebaiknya segera mengonsultasikannya ke medis untuk diteliti lebih lanjut apakah positif terinfeksi ebola atau tidak.

Jika ya, maka sebaiknya pasien ebola harus segera diisolasi untuk penanganan lebih lanjut dan menekan penularannya. Penangan cepat harus diberikan, kata Maria karena kekebalan tubuh pasien masih bisa dikontrol dan diberikan obat untuk menyembuhkannya. "Jika cepat ditangani maka kemungkinan ia untuk bertahan hidup lebih tinggi," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI