Kepribadian Bisa Prediksi Risiko Penyakit Tertentu

Senin, 03 November 2014 | 20:24 WIB
Kepribadian Bisa Prediksi Risiko Penyakit Tertentu
Ilustrasi. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepribadian biasanya dikaitkan dengan kesuksesan seseorang dalam karir atau keberhasilannya dalam menjalin suatu hubungan asmara.

Tapi tahukah Anda bahwa kini, kepribadian erat kaitannya terhadap kesehatan. Hal tersebut berpengaruh pada risiko penyakit yang dihadapi dan panjangnya usia.

Menurut studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological and Personality Science, mereka yang lebih ekstrovert, menyenangkan, teliti, lebih tahan terhadap penyakit. Ini mungkin dikarenakan mereka memiliki kebiasaan baik dalam menjaga kesehatan dan mampu mengonsultasikan kondisi kesehatan mereka dengan dokter.

"Penelitian kami merupakan penelitian pertama yang menganalisis bagaimana kepribadian seseorang bisa memprediksi penyakit yang dideritanya di kemudian hari," kata Josh Jackson, peneliti dari Washington University di St Louis.  

Konsep bahwa dampak kepribadian terhadap kesehatan sebenarnya bukanlah hal baru. Namun, terdapat ketidakjelasan dalam membedakan antara ciri-ciri kepribadian sebagai faktor risiko, atau sebagai efek samping dari penyakit.

Jackson, Sara Weston, peneliti utama dari Washington University, dan rekan mereka Patricia, berusaha untuk menentukan hubungan antara kepribadian seseorang dengan penyakit tertentu yang dideritanya dengan menggunakan data 7000 penduduk Amerika dengan usia rata-rata 68 tahun.
Untuk menyingkirkan orang-orang dengan penyakit yang tidak terdiagnosis, mereka membatasi sampel hanya pada orang-orang yang mengunjungi dokter atau klinik dua tahun sebelumnya.

Para peserta dihadapkan beberapa daftar kata sifat, antara lain "outgoing" dan "ramah" untuk "piawai" dan "dominan".  Mereka diberikan skala 1-4, untuk menggambarkan tidak sama sekali hingga seberapa baik setiap kata menggambarkan kepribadian mereka.

Kemudian, para peneliti memberikan skor pada peserta terhadap "Big Five" tipe kepribadian, antara lain: extraversion, keramahan, kesadaran, emosional, dan keterbukaan. Kemudian para peserta diberi daftar penyakit serius dan mereka harus memilih sesuai dengan penyakit yang dideritanya.

Temuan menunjukkan ada hubungan yang kuat antara kepribadian dan risiko penyakit di kemudian hari. Kepribadian tidak memprediksi risiko kanker yang diderita empat tahun kemudian, tapi terkait dengan timbulnya banyak penyakit lainnya. Tingginya kadar extraversion, keramahan, keterbukaan, dan kesadaran yang dimiliki seseorang membuatnya memiliki kesehatan yang lebih baik dibanding orang yang cenderung emosional. Justru mereka akan lebih rentan terserang penyakit serius.

Orang dengan tingkat kesadaran yang tinggi, menurunkan kemungkinan terdiagnosis stroke hingga 37 persen. Sedangkan orang yang memiliki kepribadian terbuka terhadap suatu hal memiliki penurunan risiko terkena stroke, jantung, dan hipertensi hingga 31 persen. Sementara orang dengan tingkat emosional yang tinggi memiliki risiko tinggi terkena serangan jantung hingga 24 persen, penyakit paru-paru sebesar 29 persen, hipertensi sebesar 37 persen.

Penelitian ini berkorelasi dengan temuan penelitian pada 2013, yang diterbitkan dalam jurnal PLoS ONE. Temuan tersebut menunjukkan bahwa orang yang memiliki kepribadian yang emosional paling sering melepaskan hormon stres kortisol yang berbahaya bagi otak dan sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, orang yang emosional cenderung gampang cemas, khawatir, suasana hati yang gampang berubah, mudah depresi, yang membuat mereka rentan terhadap penyakit serius.

Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara kepribadian seseorang dengan risiko penyakit tertentu. Meski demikian, bukan berarti kepribadian yang Anda miliki menjadi penyebab datangnya suatu penyakit pada tubuh Anda. Hasil penelitian ini diharapkan bisa membantu dokter untuk mendiagnosis penyakit yang diderita pasien dengan mengetahui terlebih dahulu kepribadian pasien tersebut. (Medical daily)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI