Keringat Manusia Bisa Deteksi Penyakit Lho!

Ririn Indriani Suara.Com
Minggu, 02 November 2014 | 07:37 WIB
Keringat Manusia Bisa Deteksi Penyakit Lho!
Ilustrasi. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keringat merupakan sistem pendingin alami pada tubuh manusia. Dihasilkan sepenuhnya dari air, larut di dalamnya zat sisa eksresi tubuh antara lain urea, amonia, garam, dan gula.

Meski sebagai hasil akhir dari proses ekskresi yang harus dibuang, keringat berkontribusi dalam dunia media medis. Baru-baru ini sebuah penelitian dari Universitas Cincinnati menemukan bahwa kandungan di dalam keringat mampu mendeteksi penyakit dalam tubuh.

"Keringat mengandung informasi medis yang diderita seseorang dan hasilnya bisa dipastikan tepat," ujar Dr. Jason Heikenfeld, profesor sistem elektronik dan komputer, University of Cincinnati.

Sejak lama dokter telah menggunakan cairan dari tubuh kita untuk mengevaluasi kondisi kesehatan. Jika dulu kita sering melalui tes darah, urine, hingga tes air liur untuk mendeteksi adanya penyakit dalam tubuh, sebuah alat yang mengadaptasi teknologi terkini sedang dipersiakan untuk membuat para dokter cukup mengetes keringat pasien.

Heikenfeld dan rekan-peneliti mulai memfokuskan upaya mereka pada menggunakan keringat sebagai bahan analisis. Secara khusus, Heikenfeld membayangkan sebuah gadget untuk mengumpulkan keringat kemudian dianalisa dengan menggunakan smartphone Anda.

"Keringat adalah cairan biologis yang sejauh ini belum  dimanfaatkan untuk memantau kesehatan manusia," kata Heikenfeld Kolaborator, Dr.
Joshua Hagen dari Laboratorium Penelitian Angkatan Udara, yang mendanai penelitian.

Apa yang akan ditawarkan teknologi ini? Menurut Heikenfeld dan Hagen gadget ini akan membantu kita mengetahui dampak dari gaya hidup yang dilakukan dengan kemungkinan terkena penyakit lain atau bahkan kanker.

Dengan alat ini juga ditengarai bisa mendeteksi kondisi pasien dalam waktu singkat sehingga cepat diberi penanganan lebih lanjut. Rencananya teknologi ini akan mulai dipasarkan awal 2015 mendatang. (Medical Daily/Firsta Putri)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI