RSUD Dr Soedono Madiun Rawat Pasien Terduga Ebola

Esti Utami Suara.Com
Sabtu, 01 November 2014 | 15:57 WIB
RSUD Dr Soedono Madiun Rawat Pasien Terduga Ebola
Ilustrasi Ebola. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedono, Kota Madiun, Jawa Timur, saat ini sedang merawat seorang pasien yang diduga terjangkit virus Ebola.

Kepala Pelayanan Medik RSUD dr Soedono Madiun, dr Sjaiful Anwar SpJP, mengatakan pasien tersebut adalah Muk (29), warga Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun. Saat ini pasien dirawat intensif di ruang isolasi Wijaya Kusuma B rumah sakit setempat.

"Saat ini statusnya masih suspect ebola, tapi positif Malaria. Pasien mengalami demam hingga 38 derajat Celcius," ujar dr Sjaiful Anwar kepada wartawan.

Menurut dia, penetapan suspect Ebola tersebut karena pasien pernah berada di daerah endemis EBOLA. Muk pernah menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Liberia (Afrika) yang banyak ditemukan penderita virus itu.

Muk bekerja di Liberia sejak delapan bulan lalu. Sebelum dipulangkan ke Indonesia, pasien tersebut mengalami demam dan sempat dikarantina selama sepekan.

Sepulang ke Indonesia, Muk juga sempat dikarantina di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, namun hanya sehari dan akhirnya pulang ke Madiun.

Setelah lima hari berada di kampung halamannya, Muk kembali demam hingga akhirnya dirujuk ke RSUD dr Soedono.

"Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa pasien bersangkutan mengalami penurunan jumlah trombosit. Tidak hanya itu, pasien juga mengalami gangguan fungsi ginjal. Namun, sejauh ini kondisinya masih stabil," tambah dr Sjaiful Anwar SpJP.

Sjaiful menjelaskan karena dicurigai terkena virus Ebola, maka perawatannya mengacu standar WHO, di antaranya perawat wajib mengenakan penutup kepala, kacamata pelindung, masker jenis N95, serta baju rangkap tiga.

Selain itu, perawat juga harus memakai sarung tangan dan sepatu bot. Pakaian rangkap tiga itu meliputi bahan linen, gaun pelindung, dan gaun pelindung plastik sekali pakai. Setelah dipakai pakaian itu langsung dibuang.

"Penerapan SOP tersebut agar pasien tidak menularkan virus ke orang lain, terutama tenaga medis yang menanganinya," terangnya.

Ia menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan RSUD dr Soetomo, Surabaya, untuk memantau kondisi pasien. Bisa saja, pasien akan dirujuk ke Surabaya jika kondisinya tidak membaik. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI