Sosok yang Tepat Jadi Menkes

Ririn Indriani Suara.Com
Senin, 27 Oktober 2014 | 06:36 WIB
Sosok yang Tepat Jadi Menkes
Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek (Foto: Antara/ Andika Wahyu)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dipilihnya Nila F. Moeloek sebagai menteri kesehatan di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat sambutan positif dari Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI Jaya), Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP.

"Penunjukkan Pak Jokowi untuk Prof Nila Moeloek tepat, karena saat ini kita sedang mengejar ketertinggalan dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)," jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima suara.com, Minggu (26/10/2014) malam.

Lebih lanjut Ari mengatakan, sebagai utusan khusus Presiden yang mengurus masalah MDGs, Nila sangat tepat bila kini diberi tanggung jawab langsung untuk memimpin Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Dengan demikian bisa memuluskan program-program kesehatan untuk pencapaian MDGs antara lain menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, menurunkan angka kesakitan HIV AIDS, Malaria, TBC dan infeksi lainnya.

"Angka-angka ranking terburuk Indonesia atas berbagai penyakit harus diturunkan antara lain negara dengan peningkatan kasus HIV/AIDS tercepat di negara-negara Asia Tenggara. Mengurangi kontribusi Indonesia sebagai salah satu  penyumbang terbesar kasus TBC dunia," jelas Ari panjang lebar.

Dalam hal penyakit tidak menular, tambah dia, peningkatan penyakit jantung koroner, peningkatan  kejadian obesitas dan diabetes harus diperlambat.

Tak hanya itu, jumlah perokok pun, kata Ari, harus dikendalikan di Indonesia. Data riset kesehatan dasar Departemen Kesehatan 2010, menunjukkan bahwa lebih dari 30 persen masyarakat Indonesia merokok.

Rokok memang menjadi penyebab utama terjadinya penyakit tidak menular ini. Hasil Riset kesehatan Dasar Kemenkes bahkan menunjukkan angka perokok Indonesia terus bergerak naik bahkan untuk penduduk diatas 15 tahun angka perokok orang Indonesia sudah mencapai  36,3 persen. "Jadi, angka-angka ini harus diperbaiki," tegasnya.

Untuk memperbaiki ini semua, tambah Ari, menteri kesehatan harus mengedepankan upaya kesehatan masyarakat daripada upaya kesehatan perorangan.

Ia mengatakan bahwa penyakit tidak menular jelas berhubungan dengan gaya hidup dari masyarakat kita yang berubah sehingga penyakit degeneratif lebih banyak ditemukan pada usia yang lebih muda.

"Peningkatan penyakit degeneratif ini berhubungan dengan gaya hidup masyarakat perkotaan yang cenderung mengonsumsi makanan tinggi lemak dan kurang melakukan aktifitas olah raga," terang Ari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI