Suara.com - Jumlah perokok usia remaja di Indonesia ternyata cukup banyak. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, menunjukkan bahwa jumlah perokok usia di atas 15 tahun sebanyak 36,3 persen dari perkiraan jumlah perokok di Indonesia yang mencapai 52 juta orang.
"Sebagian besar dari mereka adalah perokok laki-laki dengan prevalensi 64,9 persen dan jumlah ini terbesar di dunia," kata Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, di Jakarta, Jumat (10/10/2014).
Ia mengaku miris dengan angka tersebut terlebih beberapa waktu lalu ditemukan seorang balita berusia dua asal Sumatera Selatan bernama Aldi Rizal yang menjadi perokok aktif.
"Beruntung kasus balita perokok itu sudah kami tangani. Dan saat ini, kami terus mencoba memerangi bahaya rokok, khususnya kepada anak kecil seperti dengan adanya upaya penghentian merokok di puskesmas-puskesmas," katanya.
Lebih lanjut, Nafsiah Mboi menegaskan anak-anak bukanlah asbak rokok terkait banyaknya fenomena anak sebagai korban perokok pasif di Indonesia.
"Kalau di dalam rumah ada bayi atau anak, apalagi anak itu sedang menyusui lalu ibu atau bapaknya merokok, itu artinya anak kita diracuni dengan rokok. Masa anak itu kita jadikan asbak rokok," katanya.
Menurut dia, anak-anak memiliki hak yang sama seperti perokok untuk menikmati udara yang segar dan sehat karena itu anak-anak harus jauh dari asap rokok. Dikatakannya, banyak anak yang mudah mengisap asap rokok di lingkungan rumahnya.
"Padahal berdasarkan riset salah satu pembunuh atau penyebab penyakit besar adalah polusi. Dan polusi terberat itu ada di dalam ruangan. Salah satunya adalah asap rokok di rumah," katanya. (Antara)