Ilmuwan Peru Ciptakan Penis Manusia dari Otot Paha

Ardi Mandiri Suara.Com
Minggu, 05 Oktober 2014 | 13:45 WIB
Ilmuwan Peru Ciptakan Penis Manusia dari Otot Paha
Ilustrasi ukuran kelamin lelaki. (Shutterstock/Kenishirotie)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Atala, ilmuwan asal Peru, mengklaim bahwa pihaknya berhasil membuat penis manusia. Penemuan ini memunculkan harapan bagi lelaki yang memiliki masalah penisnya, seperti cacat genital, luka trauma, imptensi, dan kanker penis agresif.

Atala menjelaskan, dalam membuat penis pihaknya menggunakan bahan kulit dan otot yang berasal dari paha atau lengan manusia. Sedangkan untuk memunculkan fungsi seksual, dilakukan dengan melakukan prostetik penis dari dalam skrotum (buah zakar).

Selain cara tersebut, pembuatan penis juga dapat dilakukan dengan transplantasi penis dari orang lain. Tetapi, cara itu memiliki risiko penolakan imunologi.

"Kegagalan penolakan imunologi sebetulnya dapat diatasi dengan obat antipenolakan, tapi cara ini tetap memiliki efek samping yang serius. Selain itu, transplantasi juga memiliki dampak psikologis," kata Atala seperti dikutip dari laman Guardian.

"Saya masih meneliti lebih jauh apakah masalah imunologi dapat diatasi oleh sel pasien sendiri. Itu masih terus dikoreksi. Tapi kemungkinan besar ada sel-sel yang bisa diselamatkan," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa penelitian soal penis telah dilakukan sejak 22 tahun silam, tepatnya 1992.

"Pada masa awal, kami sangat frustasi karena selalu gagal. Apalagi, bidang kedokteran regeneratif merupakan merek baru pada saat itu," Atala bercerita.

"Kami tidak tahu bagaimana membuat struktur ini, apalagi membuatnya sehingga seperti organ alami. Barulah pada 1994, kami menemukan teknik baru. Yakni mengambil penis donor dan merendamnya selama beberapa minggu dengan deterjen ringan enzim untuk memberishkan sel-sel donor. Tapi pengembangan terbaru bahwa penis dapat diciptakan dari kulit paha dan lengan," ungkapnya.

"Kami menganalogikannya seperti sebuah bangunan. Kami ubah semua furnitur bekas, dengan tetap menyisakan struktur bangunan utama, untuk penyewa yang baru," lanjutnya.

Setelah itu, langkah selanjutnya adalah menyelamatkan sel otot polos yang berguna untuk ereksi, diikuti sel endotel yang melapisi permukaan interior darah dan pembuluh limpa.

"Setelah siap, penis buatan dapat dipindahkan ke penerima," ujarnya.

Meski demikian, hingga kini, Atala belum pernah menjajal penemuannya kepada manusia. Penelitian baru sebatas dilakukan kepada kelinci, itu pun pada 2008 silam.

"Kami baru menerapkannya pada 12 kelinci. Semua kelinci berhasil kawin dengan pasangannya. Seluruhnya berhasil ejakulasi, bahkan empat di antaranya menghasilkan keturunan," ungkap Atala.

"Kami belum menerapkannya pada manusia karena belum mendapatkan persetujuan dari badan Pangan dan Obat-obatan. Kami targetkan, lima tahun ke depan, penerapan penis buatan pada manusia dapat terealisasi. Apalagi kami telah membuat setengah lusin penis buatan, meski belum siap untuk ditanam," katanya.

"Jika sukses, kami akan mencoba terapkan penemuan ini, untuk membuat seluruh organ manusia buatan," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI