Ini Mitos Seputar Daging Kambing

Laban Laisila Suara.Com
Sabtu, 04 Oktober 2014 | 00:20 WIB
Ini Mitos Seputar Daging Kambing
Ilustrasi. (Sumber: Shuttertsock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari raya Idul Adha yang akan dirayakan mulai besok bagi sebagian umat Islam selalu identik juga dengan melimpah hidangan menu daging kambing.

Buat anda yang hipotensi, atau tekanan darah rendah sebisa mungkin menaruh daftar santapan daging kambing ini di nomor teratas, dan bagi mereka yang ingin gairahnya ‘on’ terus, pasti memilih menyantapnya sebanyak mungkin.

Benarkan dampak daging kambing bisa berpengaruh pada hipotensi dan peningkatan birahi?

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Jakarta Raya Ari Fahrial Syam mengatakan masih ada berbagai mitos seputar daging kambing yang beredar di tengah masyarakat, terutama menjelang Lebaran Haji.

Mitos pertama adalah masyarakat yang kebetulan diketahui tekanan darahnya rendah akhirnya meningkatkan makan daging kambing agar tensinya naik.

Padahal, menurut dia, tekanan darah rendah bisa disebabkan oleh berbagai hal, antara lain karena perdarahan, kurang minum sampai dehidrasi hingga kelelahan atau kurang tidur.

Tensi yang rendah, lanjut dia, juga dapat disebabkan karena gangguan pada jantung, baik karena kelainan katup maupun serangan jantung, bahkan gagal jantung.

Dia juga mengemukakan bahwa dampak langsung akibat mengonsumsi daging kambing berlebihan adalah sembelit dan bila mempunyai penyakit GERD (penyakit asam atau isi lambung balik arah ke atas), GERD-nya akan bertambah parah setelah mengonsumsi daging kambing berlebihan.

Belum lagi, ujar dia, efek jangka panjang berupa peningkatan kadar lemak dan kolesterol darah, apalagi bila setelah makan langsung tidur karena kekenyangan.

Mitos kedua yang juga beredar di tengah masyarakat adalah bahwa testis kambing akan meningkatkan gairah seksual atau sate kambing setengah matang meningkatkan gairah seksual.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI