Lansia Berpotensi Nyeri Pasca-Herpes Zoster

Ririn Indriani Suara.Com
Selasa, 30 September 2014 | 17:07 WIB
Lansia Berpotensi Nyeri Pasca-Herpes Zoster
Ilustrasi. (Sumber: Shuttertsock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nyeri Pasca Herpes Zoster (NPH) merupakan salah satu komplikasi yang paling umum terjadi dari penyakit Herpes Zoster (HZ).

Menurut Dr.dr. Andradi Suryamiharja, Neurolog RS Graha Kedoya, HZ sendiri adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster.

Virus ini, lanjut dia, merupakan virus yang sama yang menyebabkan cacar air. "Pasien HZ adalah orang yang memiliki bekas virus varicella saat cacar air. Virus itu tidur selama bertahun-tahun di saraf, dan akan bangun jika imun mereka turun," ujar Andradi dalam Seminar Media "Lansia dan Nyeri Pasca Herpes, Cegah dari Sekarang!" di Jakarta, Selasa (30/9/2014).

Ketika aktif, virus dapat menjalar ke dalam maupun luar tubuh yang menimbulkan nyeri luar biasa.

Ia juga menjelaskan semakin menua usia seseorang, maka imunitas seluler yang spesifik dapat mencegah reaktivasi virus varisella akan semakin menurun dan dapat menyebabkan beragam komplikasi, salah satunya adalah NPH tadi.

Prevalensi NPH di 13 Rumah Sakit pendidikan di Indonesia sepanjang 2011-2013, terdapat sebanyak 593 kasus (26,5 persen) dari total kasus HZ sebanyak 2.232 kasus.

"Dari jumlah tersebut, 250 kasus dialami oleh kelompok usia 45-64 tahun dan 140 kasus pada kelompok usia 65 tahun ke atas," ujar Andradi.

HPN, tambah dia, dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya, apalagi bila terjadi pada lansia.

Pada fisik, orang yang menderita NPH akan mengalami keterbatasan gerak, susah tidur, fungsi kelopak mata menurun, penurunan nafsu makan dan berat badan yang menurun.

Selain itu, akan timbulnya rasa nyeri hebat dengan kualitas nyeri yang beragam, seperti rasa panas yang terus menerus, rasa disayat hingga alodinia (rasa nyeri yang timbul oleh rangsang bukan nyeri).

Sedangkan pada sisi psikologis, dapat menimbulkan depresi, gelisah, tekanan emosional, susah berkonsentrasi hingga akan mempengaruhi aktivitas sehari-hari, seperti menjadi kurang percaya diri, perubahan peran sosial dan penurunan aktivitas sosial.

NPH digambarkan sebagai nyeri yang masih menetap selama tiga bulan atau lebih setelah ruam kulit menghilang yang dapat berlangsung sampai berbulan-bulan atau menahun.

Tingkat nyeri akut ini, kata Andradi, tergolong nyeri berat, bahkan nyeri akut NPH lebih nyeri daripada sakit saat melahirkan.

"Makin tua orang itu mengalami herpes, makin berisiko terkena nyeri atau NPH-nya, karena imun yang sudah menurun tadi. Di samping itu, faktor risiko lain NPH pada lansia adalah perempuan, distribusi di daerah oftalmik (mata), adanya ansietas, depresi, hingga diabetes," ujarnya lagi.

Untuk mencegahnya, Andradi mengingatkan pentingnya vaksinasi untuk mencegah timbulnya HZ itu sendiri.

Selain itu, penderita juga dapat menjalani terapi antivirus (acyclovir, valaycyclovir, famciclovir) dimulai dalam waktu 72 jam sejak timbulnya nyeri atau ruam kulit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI