Mitos dan Fakta Tentang Virus Ebola

Ririn Indriani Suara.Com
Kamis, 25 September 2014 | 07:51 WIB
Mitos dan Fakta Tentang Virus Ebola
Anak-anak di Sierra Leone melihat poster tentang informasi seputar Ebola. (Reuters/Luc Gnago)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kian bertambahnya penyebaran virus ebola di Sierra Leone, Liberia dan Guinea, tentu sangat mengkhawatirkan. Apalagi virus mematikan tersebut mulai ditemukan di beberapa negara lain.

Beranjak dari kondisi itulah selain tindakan medis, petugas kesehatan juga berupaya untuk melakukan edukasi tentang informasi yang benar mengenai virus ebola.

Langkah ini dilakukan untuk mencegah meluasnya mitos dan kesalahpahaman tentang virus yang justru semakin memperkeruh keadaan. Lantas, mitos keliru apa saja yang beredar di masyarakat mengenai virus ebola?

1. Tidak tertular dari orang meninggal

Mitos:
Anda tidak bisa terpapar ebola dari pasien yang sudah meninggal dunia.

Fakta:
Orang yang sudah meninggal akibat ebola, virusnya tetap ada dalam tubuhnya sehingga kemungkinan menulakan ke orang lain masih sangat besar. WHO menegaskan mereka yang menangani pasien yang meninggal akibat ebola harus menggunakan pengaman yang kuat seperti pakaian dan sarung tangan yang khusus. Jenazah pasien juga harus secepatnya dibakar. Tak hanya itu, WHO juga menyarankan agar kremasi jenazah harus dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian sehingga mencegah virus meluas.

2. Tidak menular dari hubungan seks

Mitos:
Virus ebola tidak menular melalui hubungan seksual

Fakta:
Jika dalam tubuh seorang lelaki terdapat virus ebola, maka bisa menular melalui cairan tubuhnya, termasuk air maninya. Virus ini bahkan bisa berada dalam air mani selama tujuh minggu setelah pasien sembuh. Meski dokter sudah mengkonfirmasi bahwa ini tidak ada dalam darah. Agar aman sebaiknya menghindari hubungan seksual atau bisa juga melakukan dengan pengaman (kondom).

3. Petugas kesehatan bawa virus

Mitos:
Petugas kesehatan yang membawa virus ebola

Fakta:
Laporan terakhir menyebut bahwa petugas kesehatan di Guinea mendapat serangan dari warga, karena warga percaya merekalah yang menulari virus. Tapi ini tidak benar. WHO menegaskan bahwa virus ebola menjangkiti manusia setelah orang itu melakukan kontak fisik dengan hewan liar misalnya dalam perburuan, menyembelih atau menyiapkan daging dari hewan yang terinfeksi. Ini sangat mungkin, contohnya ketika kontak langsung dengan kekelawar yang terjangkit virus atau tikus. Selama wabah, para ahli menyarankan untuk menghindari berburu atau makan daging liar.

4. Hand sanitizer Bisa membunuh virus ebola

Mitos:
Hand sanitizer yang mahal sangat bermanfaat untuk membunuh virus

Fakta:
Teratur mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sangat direkomendasikan, khususnya jika Anda kontak dengan pasien ebola atau berada di sekitar mereka. Alkohol memang bisa berguna, tapi jika kotoran tidak terlihat maka sangat penting untuk mencuci tangan Anda dengan sabun dan air bersih.

5. Air garam dan bawang mentah bisa melindungi

Mitos:
Air garam dan bawang mentah dipercaya bisa mencegah virus ebola.

Fakta:
Air garam tidak bisa mencegah Anda terhindar dari ebola. Minum air garam dalam kondisi panas justru bisa berbahaya. WHO menyebut dua warga Nigeria yang melakukan praktik ini meninggal dunia, karena percaya bahwa air garam bisa mencegah mereka terpapar ebola. Begitu juga dengan makan bawang mentah setiap hari selama tiga hari atau minum susu bisa mencegah terpapar ebola. Upaya ini tidak bisa melindungi Anda dari virus mematikan itu.

Yang perlu diketahui adalah virus ebola menyebar karena kontak langsung dengan cairan pasien yang terpapar ebola seperti urine, air mata, ludah atau cairan luka. Nah, langkah pencegahan bisa dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan pasien yang kena ebola. (BBC)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI