Hati-hati, Pikun Gejala Awal Alzheimer

Ririn Indriani Suara.Com
Rabu, 24 September 2014 | 16:35 WIB
Hati-hati, Pikun Gejala Awal Alzheimer
Ilustrasi. (Sumber: Shuttertsock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gangguan saraf (neurological disorder) seperti demensia (pikun) yang merupakan gejala awal Alzheimer sering dianggap remeh oleh sebagian besar orang.

Menurut penelitian global terbaru yang dilakukan GE Healthcare, mayoritas penduduk Indonesia tidak dapat mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala Demensia.

David Utama, President & CEO GE Healthcare ASEAN mengatakan, demensia (pikun) merupakan salah satu kondisi saraf yang masih kurang dipahami oleh masyarakat.

"Dari hasil penelitian, kami memiliki bukti kuantitatif yang menegaskan bahwa adanya keinginan yang besar untuk mengetahui tanda-tanda serta gejala, diagnosa, dan pilihan pengobatan," jelasnya dalam diskusi diskusi penelitian global The Value of Knowing di Jakarta, belum lama ini.

Penelitian tersebut memaparkan sebanyak 71 persen penduduk Indonesia yang menjadi responden ingin mengetahui apakah mereka memiliki gangguan saraf (neurological disorder), dan 77 persen ingin mengetahui apakah orang terdekat mereka menderita gangguan saraf.

"Kebanyakan orang mengatakan bahwa pikun merupakan penyakit tua, tapi sebenarnya lebih dari itu," kata DY Suharya, direktur eksekutif Alzheimer Indonesia.

Lebih lanjut ia menjelaskan demensia dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu early, mild, dan saphire, yang setiap tingkatannya memakan waktu delapan hingga sepuluh tahun.

"Demensia memang bukan sesuatu yang di depan mata akan mati, tapi nanti pelan-pelan akan creeping in," ujar DY Suharya.

Ia menyarankan para penderita Demensia sebaiknya diperiksakan ke dokter untuk mendeteksi dan memperoleh bukti tes secara medis. Jika benar terbukti menderita demensia, penderita sebaiknya diajak lebih banyak olahraga, lebih banyak tertawa dan lebih banyak bersosialisasi.

Upaya tersebut penting dilakukan, karena menurut DY Suharya, demensia tidak ada obatnya.

"Pengobatan medis hanya memperlambat. Hanya treatment dan makanan, seperti virgin coconut oil, segelas kopi, kayu manis yang dapat memperlambat tingkatan demensia. Pokoknya jangan makan junk food, jangan minum soda," tambahnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI