Hati-hati, Migrain Bisa Berisiko Parkinson

Ririn Indriani Suara.Com
Senin, 22 September 2014 | 07:32 WIB
Hati-hati, Migrain Bisa Berisiko Parkinson
Ilustrasi. (Sumber" Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi terkini mengungkapkan bahwa orang paruh baya yang mengalami migrain mungkin lebih rentan menderita Parkinson di kemudian hari.

Sementara, orang-orang yang terserang migrain dental pemicu aura visual, memiliki risiko dua kali lipat terkena penyakit, demikian menurut penelitian, yang diterbitkan di Jurnal Neurology.

"Migrain adalah gangguan otak yang paling umum terjadi pada lelaki dan perempua," kata penulis studi Ann Scher, Ph.D., dari Uniformed Services University, Bethesda, Maryland.

Ia menambahkan penelitian lain juga telah menghubungkan migrain dengan serebrovaskular dan penyakit jantung.

"Ini asosiasi baru yang mungkin menjadi satu lagi alasan penelitian diperlukan untuk memahami, mencegah, dan mengobati kondisi," imbuh Scher.

Kesimpulan tersebut didapat setelah melakukan studi yang diikuti 5.620 orang antara usia 33 dan 65 tahun, selama 25 tahun.

Saat penelitian dimulai, 3.924 dari peserta tidak memiliki sakit kepala, 1.028 mengalami sakit kepala tanpa gejala migrain, 238 memiliki migrain tanpa aura, dan 430 memiliki migrain aura.

Peneliti ingin melihat yang kemudian mungkin menunjukkan gejala sindrom kaki gemetar (RLS), juga dikenal sebagai penyakit Willis-Ekbom Parkinson.

Hasil studi menunjukkan bahwa orang dengan migrain aura pada awal penelitian ini memiliki risiko dua kali lipat didiagnosa Parkinson. Bahkan, 2,4 persen orang yang mengalami migrain aura berkembang menjadi Parkinson ketimbang 1,1 persen yang tidak sakit kepala.

Selain itu, studi tersebut juga menunjukkan bahwa orang yang memiliki migrain aura memiliki 3,6 kali risiko mengalami setidaknya empat gejala Parkinson. Sementara itu, orang-orang yang memiliki migrain tanpa aura tidak memiliki 2,3 kali risiko yang menunjukkan gejala tremor dan kesulitan berkomunikasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI