Suara.com - Seorang ibu harus tetap terjaga selama operasi otak yang bisa menyelamatkan hidupnya.
Brit Laura Fischer-Beards (39), terbang ke Chicago, Amerika Serikat (AS) untuk menjalani operasi radikal pengangkatan tumor otak.
Saat operasi tersebut berlangsung, ibu tiga anak ini tetap dalam kondisi terjaga agar dokter tetap bisa memeriksa otaknya bekerja normal. Sebelumnya, dokter di Inggris yang menanganinya memprediksi bahwa Laura bisa bertahan hidup hanya tiga sampai 12 bulan.
Paramedis di Birmingham dan London mengatakan bahwa bentuk tumornya itu mirip jaring laba-laba yang menutupi otaknya sehingga tidak bisa dioperasi.
Inilah yang menyebabkan paramedis menyarankan untuk mengelola kondisinya dengan kemoterapi dan radioterapi sebagai gantinya, demikian seperti dilansir dari Birmingham Mail.
Namun upaya kemoterapi intensif dan biopsi yang menyebabkan perdarahan pada otak Laura dan menyebabkannya lumpuh sementara, ternyata gagal untuk memperlambat pertumbuhan tumornya.
Jadi, dia memilih untuk melakukan operasi radikal yang disebut operasi "awake craniotomy with mapping" yang bisa memperpanjang hidupnya hingga 15 tahun.
Hal ini terbukti sukses dan tumor telah berhasil diangkat. Kini kondisi Laura telah pulih di rumah sakit dan diperkirakan akan segera kembali ke Inggris.
Operasinya itu tidak diasuransikan sehingga keluarganya harus mengeluarkan biaya sebesar 80.000 pound sterling atau sekitar Rp1,5 miliar lebih.
Laura, dari Berkswell, dekat Solihull, mengakui operasi, yang dilakukan di Chicago, merupakan pilihan terakhir setelah dokter di Inggris menyerah.