Kasihan, ODHA di Lampung Timur Masih Alami Diksriminasi

Ardi Mandiri Suara.Com
Minggu, 07 September 2014 | 02:47 WIB
 Kasihan, ODHA di Lampung Timur Masih Alami Diksriminasi
Ilustrasi HIV/AIDS (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Orang dengan HIV/AIDS (Odha) di Kabupaten Lampung Timur masih mengalami diskriminasi. Hal itu dikatakan Kardi, ayah dari penderita HIV/AIDS di daerah itu.

Ironisnya, Kata Kardi, diskriminasi justru datang dari petugas pelayanan kesehatan. "Pernah suatu hari kami kesusahan cari perawat untuk dimintai tolong menggantikan selang NGT, tapi dari segitu banyak petugas kesehatan hanya satu yang mau," kata Kardi, di Sukadana Lampung Timur, Sabtu (6/9/2014).

Menurutnya, perlakuan lain yang kurang menyenangkan dari petugas kesehatan yakni pihak petugas yang menggunakan alat pengalaman yang berlebihan saat memeriksa pasien.

Setelah menderita HIV/AIDS selama delapan bulan, lanjut Kardi, kondisi kesehatan anaknya semakin memburuk dan kritis sehingga akhir meninggal dunia.

Ia mengharapkan petugas kesehatan baik di rumah sakit maupun puskesmas tidak mendiskriminasi pasien Odha saat merawat mereka.

"Jangan sampai penderita stres dan akibatnya kondisi kesehatannya menurun," tambahnya.

Ia mengatakan bahwa orang yang terinveksi HIV/AIDS tersebut memiliki hak yang sama seperti masyarakat lainnya.

"Jangan sampai karena tertular justru pasien dibuat tidak nyaman berada di lingkungan masyarakat umum," ujar dia.

Sementara itu, petugas kesehatan Puskesmas Induk Braja Selebah Hendra Menoza menjelaskan, penularan penyakit HIV/AIDS melalui mekanisme yang tidak semudah asumsi masyarakat awam.

Ia menjelaskan, proses penularan penyakit itu diantaranya melalui hubungan intim dengan orang positif mengidap penyakit HIV/AIDS.

Kemudian, lanjutnya, melalui jarum suntik, transfusi darah serta beberapa tindakan yang menyebabkan tertularnya penyakit itu.

"Masyarakat diharapkan lebih peka dan peduli akan bahayanya virus mematikan itu," jelasnya.

Untuk pencegahan, lanjuthya, adanya pemahaman terkait HIV/AIDS dari aparatur tingkat bawah khususnya petugas kesehatan yang berada di desa-desa.

Di sisi lain, katanya, perlu adanya sinergisitas semua pihak untuk mengayomi Odha bukan serta merta harus di jauhi, berikan support psikologis agar orang tersebut tidak merasa dikucilkan.

"Orang mengidap HIV/AIDS harus tetap kita rangkul sebagai mana masyarakat normal, mereka mempunyai hak yang sama pada umumnya, oleh karena itu perlu adanya pengayoman dari semua pihak termasuk aparatur yang ada," tambahnya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Lampung Timur Tercatat sejak tahun 2006 hingga 2014 sebanyak 61 kasus HIV/AIDS terindentifikasi. Pada 2014 sebanyak 12 kasus teridentifikasi dan tujuh dalam kondisi hidup serta dalam pengawasan empat meninggal dunia, dan satu orang pindah domisili. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI