Suara.com - Minuman energi dapat menyebabkan masalah jantung, demikian hasil sebuah penelitian yang dipresentasikan dalam pertemuan European Society of Cardiology (ESC) 2014.
Profesor Drici mengatakan bahwa sekitar 96 persen minuman energi mengandung kafein, yang merupakan satu bahan terkuat yang bisa menyebabkan aritmia (denyut jantung terlalu cepat), dan berefek pada kemampuan jantung melakukan kontraksi serta menggunakan oksigen.
Selain itu, lanjut dia, 52 persen minuman energi juga mengandung taurin, 33 persen glucuronolactone dan dua pertiga mengandung vitamin.
Temuan ini didapat setelah Drici memaparkan studi yang dilakukan pada 2009 dan 2012 lalu di Prancis. Dalam studi ini, sekitar 15 ahli jantung termasuk, kardiolog, psikiater, neurolog dan psikolog berpartisipasi.
Mereka menemukan, konsumsi minuman energi di Prancis meningkat 30 persen antara 2009 dan 2011 sampai dengan lebih dari 30 juta liter.
Selama periode dua tahun, sebanyak 257 kasus efek samping dilaporkan kepada instansi kesehatan dan 212 kasus di antaranya memiliki informasi yang memadai untuk dievaluasi.
Para ahli menemukan, 95 kasus adalah gejala kardiovaskular, 74 kasus menyangkut psikiatrik, dan 57 neurologis, kadang-kadang tumpang tindih dengan efek samping lainnya.
Selain itu, serangan jantung dan kematian mendadak terjadi setidaknya delapan kasus. Sedangkan 46 orang mengalami gangguan pada irama jantungnya, 13 orang mengalami angina, dan tiga orang lainnya menderita hipertensi.
"Kami menemukan "sindrom kafein" adalah masalah yang paling umum, terjadi pada 60 orang Hal ini ditandai dengan tingkat denyut jantung yang cepat (disebut takikardia), tremor, kecemasan dan sakit kepala," ujar Drici.
Dia mengatakan, kematian mendadak, aritmia dan serangan jantung merupakan efek samping terparah minuman energi sekalipun kejadiannya langka.
"Masyarakat umum perlu tahu apa yang disebut 'minuman energi' sama sekali tidak diperlukan selama atau setelah latihan fisik," saran dia. (European Society of Cardiology)