Suara.com - Remaja yang kurang waktu tidurnya berisiko mengalami kelebihan berat badan atau obesitas di masa dewasanya.
Demikian hasil penelitian terkini yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Columbia dan Universitas North Carolina.
Dalam penelitiannya itu mereka menemukan, remaja berusia 16 tahun yang waktu tidurnya kurang dari enam jam, berisiko 20 persen lebih tinggi menderita obesitas di usia 21 tahun, ketimbang mereka yang waktu tidurnya delapan jam.
Kesimpulan ini didapat setelah para peneliti memeriksa informasi kesehatan dari 10.000 orang berusia 16-21 tahun. Mereka merupakan bagian dari National Longitudinal Study of Adolescent Health.
Mereka mengumpulkan informasi soal tinggi dan berat badan para remaja pada 1995 lalu dilanjuti pada 2001.
Hasil studi menunjukkan, ketika para partisipan ini berusia 16 tahun, hampir seperlima dari mereka memiliki waktu tidur kurang dari enam jam dalam semalam.
Para peneliti menemukan bahwa para peserta - baik laki-laki dan perempuan - meningkat risiko obesitasnya pada usia 21 tahun.
"Mengoptimalkan durasi tidur selama masa remaja merupakan intervensi penting bagi prevalensi obesitas pada remaja yang lebih tua dan orang dewasa muda," tulis para peneliti.
Dalam beberapa studi sebelumnya disebutkan bahwa kurang tidur mempengaruhi kesehatan remaja.
Sementara penelitian yang dipublikasikan dalam konferensi SLEEP 2013 menemukan bahwa remaja yang kurang tidur cenderung tertarik terhadap makanan yang tak sehat ketimbang mereka yang memiliki waktu cukup untuk beristirahat.
Lantas, berapa lama idealnya seorang remaja memerlukan waktu untuk tidur? Salah satu yayasan fokus pada kesehatan publik, National Sleep Foundation mengatakan bahwa remaja memerlukan sekitar sembilan ditambah satu setengah jam tidur dalam semalam. (Huffington Post)