Secara ilmu kedokteran, kata Soni, tekanan mata dikatakan normal apabila masih di bawah 20 mmhg.
"Di atas itu sudah bisa dikatakan glukoma, sekalipun mungkin seorang penderita baru memiliki tekanan (bolamata) sebesar 22 mmhg dan belum mengalami penurunan lapang pandang secara langsung," ujarnya.
Pada kondisi berlanjut dan tidak segera tertangani, glukoma tersebut bisa semakin parah. Akibatnya, semakin tinggi tekanan pada bola mata akan menyebabkan sistem saraf penglihatan rusak dan akhirnya mati, karena tekanan yang terlalu tinggi.
Selain tekanan, terang dia, glukoma juga bisa dipicu oleh penyakit hipertensi dan diabetes melitus.
"Dalam beberapa kasus yang pernah ditemukan dalam dunia kedokteran, glukoma juga bisa dipicu faktor lainnya seperti emosi yang tidak stabil, migrain, penyempitan pembuluh darah ataupun lainnya," papar Soni.
Karenanya, ia mengimbau kepada penderita glukoma untuk aktif melakukan kontrol rutin ke dokter untuk memantau perkembangan tekanan bola mata secara periodik.
Keluarga dari penderita glukoma oleh Soni juga disarankan untuk aktif melakukan pemeriksaan diri, karena selain penyakit bersifat geneitis atau menurun, glukoma biasanya banyak menyerang calon penderita yang telah berusia 40 tahun ke atas. (Antara)