Perkawinan Bahagia Baik untuk Tulang Lelaki

Ririn Indriani Suara.Com
Selasa, 19 Agustus 2014 | 19:00 WIB
Perkawinan Bahagia Baik untuk Tulang Lelaki
Ilustrasi (Foto: shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa perkawinan bahagia memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.

Di antaranya, orang menikah berumur lebih panjang, lebih mungkin terhindar dari kanker, dan juga bisa mengurangi risiko serangan jantung.

Dan kini, penelitian terbaru yang dilakukan para peneliti di University of California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat (AS), menunjukkan bahwa ikatan perkawinan ternyata bisa memperkuat struktur tulang lelaki, terutama jika mereka mau menunggu hingga usia 25 tahun sebelum menjalin ikatan.

Selain itu, kata para peneliti, lelaki yang menjalani pernikahan yang stabil dan tak pernah bercerai sebelumnya memiliki kekuatan tulang yang lebih baik daripada lelaki yang pernah mengalami kegagalan dalam pernikahan.

Dan laki-laki dalam hubungan yang stabil juga memiliki tulang yang lebih kuat daripada laki-laki yang tidak pernah menikah sama sekali.

Meskipun bagi perempuan tidak terdapat link serupa antara kesehatan tulang dan pernikahan, penulis studi berhasil menemukan bukti bahwa perempuan dengan pasangan yang “mendukung”, memiliki kekuatan tulang yang lebih besar daripada mereka yang pasangannya tidak menghargai, memahami perasaannya atau secara emosional kurang mendukung.

Penulis senior studi tersebut, Dr. Carolyn Crandall, seorang profesor kedokteran di divisi penyakit dalam umum dan penelitian pelayanan kesehatan di David Geffen School of Medicine di UCLA mengatakan bahwa penelitian ini merupakan yang pertama yang mengkaitkan riwayat perkawinan dan kualitas perkawinan dengan kesehatan tulang.

"Ada sangat sedikit informasi yang diketahui tentang pengaruh faktor-faktor sosial lain, selain sosial ekonomi, terhadap kesehatan tulang," imbuhnya.

Lebih lanjut Crandall mengatakan bahwa kesehatan yang baik tidak hanya tergantung pada perilaku kesehatan yang baik, seperti menjaga pola makan yang sehat dan tidak merokok, tetapi juga pada aspek-aspek sosial kehidupan lainnya, seperti riwayat kehidupan perkawinan dan kualitas hubungan.

Untuk mencapai kesimpulan ini, para peneliti menggunakan data dari studi paruh baya di AS yang merekrut peserta yang berusia antara 25-75 tahun pada sepanjang 1995-1996, sebanyak 294 lelaki dan 338 perempuan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI