Suara.com - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mewaspadai penyebaran virus ebola di kalangan TKI yang bekerja di negara-negara Timur Tengah.
"Kami menganggap virus ebola sebagai permasalahan yang perlu ditanggapi secara serius, karena itu upaya antisipasi dilakukan agar tidak ada TKI yang terjangkit virus yang mematikan tersebut," kata Kepala Bagian Humas BNP2TKI Haryanto di Jakarta, Senin (18/8/2014).
Menurut dia, meskipun sampai sekarang tidak ada TKI yang bekerja di Timur Tengah yang terjangkit virus ebola, BNP2TKI tetap mewaspadai virus tersebut.
"Ada perhatian khusus kami terhadap permasalahan ini," ucapnya.
Dia menambahkan sejak permasalahan virus ebola mulai menjadi perhatian dunia, BNP2TKI bekerja sama dengan kementerian kesehatan memberi TKI yang mengikuti pembekalan akhir pemberangkatan dengan pengetahuan seputar virus tersebut.
Orang yang terjangkit virus ebola disebutkan mengalami demam, sakit tenggorokan diikuti dengan muntah, diare, kulit kemerahan, nyeri otot, sakit kepala, lemas, dan kerusakan ginjal dan hati.
"Kami minta TKI melihat permasalahan ini sebagai hal yang serius sehingga tetap waspada," katanya.
Haryanto mengemukakan tenaga kerja yang bekerja di Afrika, tempat ditemukan virus mematikan itu, sangat sedikit.
Sejauh ini BNP2TKI mencatat sejak 11-18 Agustus, TKI yang sudah mengikuti pembekalan akhir pemberangkatan dan yang tengah menanti mengikuti pembekalan akhir pemberangkatan ke Timur Tengah sebanyak 16 orang, terdiri dari lima orang untuk Qatar, delapan orang untuk Arab Saudi, dan tiga orang untuk Aljazair.
Sedangkan pada saat yang sama, TKI yang sudah mengikuti pembekalan akhir pemberangkatan dan yang sedang menanti mengikuti pembekalan akhir pemberangkatan ke negara di Asia Pasifik sebanyak 229 orang, terdiri dari 65 orang untuk Brunai Darussalam, 135 orang untuk Malaysia, empat orang untuk Jepang dan 25 orang untuk Taiwan.