Suara.com - Istri yang suaminya menikah lagi atau populer disebut 'dimadu', rentan mengalami gangguan kesehatan.
"Berbagai penelitian yang dilakukan di Suriah, Palestina, Turki, Jordania, dan Kuwait menyebutkan bahwa istri pertama akan mempunyai masalah kesehatan, keluarga dan masalah ekonomi yang lebih besar dibandingan pada perempuan dalam perkawinan monogami," ujar Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD KGEH dari RSCM dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (17/8/2014).
Ia menambahkan bahwa penelitian yang dilakukan terhadap perempuan Suriah yang 'dimadu' mengalami penurunan kepuasan hidup dan kepuasan perkawinan.
"Para perempuan yang mengalami poligami akan mengalami permasalahan gangguan jiwa yang berdampak juga buat kesehatannya. Mereka lebih mudah jatuh ke dalam depresi, gangguan psikosomatik, mudah mengalami kecemasan dan juga bisa mengalami paranoid," ungkap Ari.
Namun secara umum fungsi keluarga perempuan yang 'dimadu' ternyata tidak ada perbedaan dengan perempuan monogami, demikian kesimpulan penelitian yang dipublikasikan di World Journal Psychiatry 2013.
Lebaih dari itu, penelitian lain yang dilakukan di Jordania menemukan bahwa perempuan yang 'dimadu' akan merasa rendah diri, menjadi tidak berharga, mengalami gangguan psikosomatik dan gangguan somatisasi.
Penelitian di Turki yang juga membandingkan kehidupan perempuan yang dipoligami dan monogami mendapatkan bahwa perempuan yang dipoligami ternyata lebih mudah mengalami gangguan kejiwaan, lebih mudah mengalami stres ketimbang perempuan yang monogami.
Beranjak dari fakta ilmiah inilah yang membuat Ari berkesimpulan bahwa pada akhirnya para istri yang diduakan akan lebih mudah mengalami gangguan kesehatan ketimbang perempuan yang tidak diduakan oleh suaminya.