Kurang Tidur Bisa Tingkatkan Risiko Bunuh Diri

Ririn Indriani Suara.Com
Jum'at, 15 Agustus 2014 | 10:23 WIB
Kurang Tidur Bisa Tingkatkan Risiko Bunuh Diri
Ilustrasi gangguan tidur atau kurang tidur. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian terkini menemukan bahwa orang dewasa yang mengeluhkan kualitas tidur yang buruk, sehingga mempengaruhi suasana hatinya dan menjadi depresi, berada pada peningkatan risiko untuk bunuh diri.

Dua faktor tidur pada khususnya yaitu, kesulitan tidur nyenyak dan non-restoratif, dikaitkan dengan risiko bunuh diri yang meningkat.

Rebecca Bernert dari Stanford University School of Medicine di Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa bunuh diri merupakan masalah kesehatan masyarakat yang dapat dicegah dan menyumbang hampir 1 juta kematian setiap tahunnya di seluruh dunia.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti mengambil sampel 420 peserta (400 pasien kontrol dan 20 pasien yang bunuh diri) yang dipilih dari 14.456 peserta.

Para peneliti memeriksa risiko untuk bunuh diri terkait dengan kurang tidur dilaporkan dalam kelompok orang dewasa yang lebih tua (dengan usia rata-rata hampir 75 tahun) selama periode observasi 10 tahun.

Orang-orang yang melaporkan kualitas tidur yang lebih buruk pada awal memiliki 1,4 kali peningkatan risiko untuk bunuh diri.

Ketika para peneliti memeriksa efek dari perasaan depresi, orang dengan tidur kurang pada awal masih menunjukkan risiko 1,2 kali lebih besar untuk bunuh diri selama periode pengamatan 10 tahun.

Studi ini muncul secara online dalam jurnal JAMA Psychiatry. (Zeenews)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI