"Bisa dipastikan disebut gangguan, bila fungsi pekerjaan atau kehidupan sosialnya terganggu. Saat terjadi gangguan, terkadang pasien perlu dirawat di rumah sakit.
dr Nurmiati Amir, SpKJ (K), Wakil Ketua Sie Bipolar dan Gangguan Mood Lainnya pada Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia menambahkan, ada dua tipe gangguan suasana hati.
Tipe pertama adalah mengalami gejala manik. Pada tipe satu ini, lanjut dia, seseorang bisa bertindak berlebihan dan tidak realistis. "Ia sering melompat dari ide satu ke ide lainnya karena terlalu bersemangat," imbuh Nurmiati.
Tak hanya itu, tambah Agung, penderita bipolar tipe satu juga merasa euforia berlebihan, tak kenal lelah dan sulit tidur. Parahnya lagi, penderita sering mengalami halusinasi dan delusi. "Gejala manik merupakan yang terparah dari lainnya," jelasnya.
Sedangkan tipe dua, kata Nurmiati, adalah gangguan suasana hati yang mengalami gejala hipomanik dan depresi. Gejala hipomanik, lanjut dia, masih bisa diterima secara normal sosial.
"Penderita memiliki ide lebih kreatif, realistis dan peka melihat peluang. Ia juga terlihat gembira, energik dan produktif," urainya merinci.
Namun sayangnya, kata Nurmiati, penderita gangguan suasana hati tipe dua sering mengambil keputusan yang buruk dan mudah marah tanpa sebab. Kondisi ini tentu saja berdampak pada hubungan, karier dan reputasi.
Sedangkan depresi, tambah dia, ditandai dengan hilangnya minat seseorang. Tak hanya itu, penderita dengan gejala ini juga sering terlihat sedih, murung, tak mau bertemu orang lain, serta mengalami insomnia.
"Penderita biasanya merasa tak berguna dan gampang berhalusinasi," jelasnya.
Kondisi inilah yang menyebabkan seseorang bisa melakukan tindakan nekat seperti bunuh diri. "Dan bipolar tipe 2 ini banyak diderita perempuan," ungkap Nurmiati.