RS Sanglah Denpasar Antisipasi Ebola

Ardi Mandiri Suara.Com
Minggu, 10 Agustus 2014 | 06:39 WIB
 RS Sanglah Denpasar Antisipasi Ebola
Seorang ilmuwan sedang mengisolasi RNA Ebola untuk diuji. (Reuters/Misha Hussain)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar terus berupanya mengantisipasi adanya pasien yang diduga terinfeksi virus ebola di Bali dengan mempersiapkan petugas kesehatan untuk menggunakan alat proteksi diri.

"Untuk perawatan pasien yang diduga terkena virus ebola masuk rumah sakit ini, kami mengimbau petugas kami untuk selalu memakai alat pelindung diri lengkap," kata Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUP Sanglah Denpasar, dr Ketut Semarajaya di Denpasar, Sabtu (9/8/2014).

Upaya penanganan yang dilakukan apabila menerima pasien yang diduga terinveksi virus ebola dan meninggal, lanjut dia, pihaknya melakukan tindakan perawatan jenazah dengan hati-hati karena dapat juga menularkan virus yang ditularkan melalui cairan tubuh.

"Cairan semen dalam tubuh tersebut biasanya dapat bertahan selama tujuh minggu," ujarnya.

Pihaknya menegaskan apapun yang sempat disentuh dan digunakan oleh pasien yang teridentifikasi terkena virus ebola semua alat yang digunakan pasien tersebut saat menjalani perawatan harus dibuang atau dimusnahkan.

"Alat medis yang dipakai pasien ebola tidak boleh digunakan lagi saat dirumah sakit," ujarnya.

Selain itu, apabila ada pasien yang diduga terjangkit virus ebola didalam tubuhnya selama dalam proses pengobatan tidak perbolehkna melakukan hubungan intim karena itu dapat menyebabkan penyebaran virus ke pasangannya.

Ia menambahkan untuk mepersiapkan diri untuk mengantisipasi masuknya pasien yang diduga terserang infeksi penyakit berbahaya tersebut, pihaknya telah memiliki ruang isolasi khusus menangani pasien itu.

Ia menulurkan penularan virus ebola tersebut dapat menyebar melalui kontak cairan darah, ludah, muntahan, keringat, air mata hingga cairan kelamin sehingga petugas kesehatan harus ekstra hati-hati.

"Virus ebola pada awalnya ditularkan dari hewan kepada manusia. Namun, hewan yang menularkan virus itu untuk jenis primata seperti monyet, gorilla dan simpanse," ujarnya.

Pihaknya mengharapkan apabila seseorang mempunyai riwayat gigitan binatang harus sesegera mungkin melakukan pemeriksaan.

"Untuk gejala virus tersebut sama dengan virus lainnya yakni demam, nyeri sendi serta sakit kepala," ujarnya.

Apabila penyakit itu masuk ketahap yang lebih parah, lanjut dia, gejala-gejala yang akan muncul yakni muntah, diare, pendarahan luar dan dalam yang akan menyebabkan dehidrasi dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian.

"Untuk obat atau vaksin infeksi virus ebola belum ada. Namun, enyakit ini dapat disembuhkan sesuai dengan daya tahan tubuh pasien itu," ujarnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI