Senyawa dalam Cabai Bisa Kurangi Risiko Kanker Usus

Ririn Indriani Suara.Com
Selasa, 05 Agustus 2014 | 13:44 WIB
Senyawa dalam Cabai Bisa Kurangi Risiko Kanker Usus
Ilustrasi cabai. (Sumber: Shuttertsock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi terkini menemukan bahwa capcaisin, senyawa kimia yang ditemukan dalam gulai atau kare pedas dapat membantu mengurangi risiko perkembangan kanker usus.

Kesimpulan ini didapat setelah para peneliti melakukan penelitian melalui tikus yang secara genetik cenderung mengembangkan berbagai tumor dalam saluran pencernaanya.

Tikus tersebut lalu diberi capcaisin, yaitu zat yang memberikan panas dan pedas pada cabai. Hasil menunjukkan bahwa capcaisin memicu reseptor nyeri di sel-sel dalam lapisan usus, mengatur reaksi yang mengurangi risiko perkembangan tumor usus.

Reseptor yang dipicu oleh capcaisin disebut TRPV1. Awalnya TRPV1 ditemukan dalam saraf sensoris yang bereaksi pada panas, zat asam serta rasa pedas.

Namun, TPRV1 juga ada pada sel-sel epitel pada lapisan usus, di mana ia diaktifkan oleh EGFR (Epidermal Growth Factor Receptor).

EGFR itu sendiri merupakan pendorong penting proliferasi sel di usus, di mana lapisan epitel diganti kira-kira setiap 4-6 hari.

"Tingkat dasar aktivitas EGFR diperlukan untuk menjaga pergantian sel dalam usus secara normal. Namun, jika sinyal EGFR dibiarkan tak terkendali, maka risiko perkembangan tumor secara sporadis meningkat," jelas Dr Petrus de Jong seperti dilansir Daily Mail.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa TRPV1 epitel biasanya bekerja sebagai penekan tumor di usus.

Di samping itu, para peneliti juga menemukan, pengobatan melalui cara ini dapat memperpanjang usia tikus lebih dari 30 persen.

Beranjak dari temuan itulah, studi tersebut merekomendasikan pasien yang berisiko menderita kanker usus harus diberikan capcaisin sebagai bagian dari dietnya untuk menghambat pertumbuhan tumor.

Capcaisin sendiri baru-baru ini digunakan sebagai analgesik dalam salep topikal, di mana bisa mengurangi nyeri untuk waktu yang lama. (Daily Mail)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI