"Bentuknya bisa penyaluran full atau 'sharing' biaya kemoterapi dan pengobatan kemoterapi yang harganya 30 persen lebih murah dari di pasaran," katanya.
Salah satu pasien yang menerima bantuan, yakni Berty yang mengidap kanker paru dan kanker usus serta Suhendra yang mengidap kanker ginjal.
Berty mengaku sangat terbantu dengan bantuan dari YKI untuk menutupi biaya pengobatan yang tidak tertanggung oleh Askes pada waktu itu.
"Mirisnya, istri saya adalah dokter di RS Persahabatan bagian yang mengurusi jamkes untuk masyarakat, tetapi pengobatan saya sendiri tidak terjamin," katanya.
Saat ini Berty mengaku sudah sehat setelah menjalani operasi dan kemoterapi dan dia didaulat oleh YKI menjadi Ketua Koordinator Survivor Group yang memberikan semangat kepada penderita kanker di sejumlah rumah sakit.
Hal senada juga disampaikan Suhendra yang awalnya kebingungan karena harus membeli satu-satunya obat untuk kemoterapinya, Yakni Nexafar yang haragnya Rp20 juta.
"Saya enggak mampu kalau sebulan harus mengeluarkan uang sebesar itu, kalau saya tidak beli obat itu juga saya akan 'lewat' (meninggal), akhirnya saya ke YKI dan mereka memberikan bantuan dengan membeli satu dapat gratis satu," katanya.
Suhendra yang divonis kanker sejak 2012 itu mengaku saat ini keadaannya lebih baik, namun ia mengaku harus terus berjuang melawan kankernya itu.