Premi Asuransi Ini Dibayar Dengan Sampah

Esti Utami Suara.Com
Senin, 14 Juli 2014 | 12:00 WIB
Premi Asuransi Ini Dibayar Dengan Sampah
Ilustrasi (Foto: shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kesadaran untuk berasuransi di Indonesia masih tergolong rendah. Apalagi untuk masyarakat menengah bawah. Salah satu alasan yang menyebabkannya adalah adalah premi yang tinggi. Untung ada dokter Gamal Albinsaid, yang menggagas "asuransi sampah" bagi warga miskin di Malang, Jawa Timur.

Dengan sistem ini, kaum tak berpunya tidak hanya sekedar mendapatkan layanan pengobatan, tapi juga layanan kesehatan lainnya, seperti rehabilitasi, pencegahan, peningkatan kualitas kesehatan dengan penyuluhan dan konsultasi gizi.

Konsep asuransi sampah yang digagas dr Gamal itu hampir sama dengan asuransi pada umumnya, di mana nasabah membayarkan premi setiap bulan. Namun, premi asuransi sampah ini sangat murah dan tidak perlu mengeluarkan uang, cukup dengan sampah.

Jenis sampah untuk membayar premi asuransi tersebut, kata Gamal, bisa sampah organik maupun anorganik dan nilai tukarnya harus Rp10 ribu per bulannya. Untuk pengelolaan sampahnya, Gamal bekerja sama Bank Sampah Malang (BSM) untuk menilai berapa harga sampah yang disetor nasabah.

Karena dinilai berhasil dan mampu menjawab keluhan masyarakat akan layanan kesehatan murah, klinik asuransi sampah tersebut akan dikembangkan di empat kota lainnya.

"Nanti akan dikembangkan di Medan, Blitar, Denpasar, dan Manado dan didukung Kementerian Pemuda dan Olahraga," kata Gamal.

Selain klinik asuransi sampah di Mawar Husada, Gamal dan kawan-kawan juga mulai mengembangkan sabuk untuk terapi, musik bagi ibu hamil, dan aplikasi Android untuk ibu hamil.

Karena, karyanya ini Gamal terpilih mewakili Indonesia ke Unilever Sustainable Living Young Entrepreneurs Awards 2013 dan mengantarkannya mendapat undangan khusus jamuan makan malam bersama pewaris tahta Kerajaan Inggris, Pangeran Charles.

Klinik asuransi sampah yang dirintis 2010 ini sempat vakum karena para pendirinya sibuk menjadi asisten dokter di berbagai rumah sakit. Menyadari pentingnya asuransi sampah, Gamal menghidupkannya kembali sejak Maret 2013.

Setelah dihidupkan kembali, katanya, sistem yang dibuat diperkuat bersama Indonesia Medika.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI