Studi: Puasa Ramadan Kurangi Lemak Tubuh

Ririn Indriani Suara.Com
Selasa, 01 Juli 2014 | 15:12 WIB
Studi: Puasa Ramadan Kurangi Lemak Tubuh
Ilustrasi. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berbagai penelitian menunjukkan bahwa selama menjalankan puasa Ramadan akan terjadi penurunan berat badan, kadar gula darah menjadi terkontrol, kolesterol total akan menurun, begitu pula dengan kolesterol jahat (LDL).

"Namun tidak banyak penelitian yang melihat secara lengkap perubahan komposisi tubuh, asupan makan dan dampak setelah Ramadan seperti penelitian yang kami lakukan ini sebelumnya," jelas Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD KGEH dari RSCM di Jakarta, Selasa (1/7/2014).

Penelitian bertajuk “The Ramadan fasting decreased body fat but not protein mass in healthy individuals” ini, lanjut dia, dilakukan di lingkungan Departemen Ilmu Penyakit Dalam  RSCM pada 43 orang sehat (staf medis) yang melakukan puasa Ramadan pada 2013.

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan komposisi tubuh secara lengkap dengan menggunakn alat khusus yaitu GAIA 359 PLUS (Jawon Medical, South Korea), pemeriksaan antropometri dan analisa asupan makan harian.

Pemeriksaan dilakukan pada hari pertama Ramadan, hari ke-28 dan 4-5 minggu setelah puasa Ramadan.

Subjek penelitian diberi kebebasan untuk mengonsumsi makanan seperti biasa saat mereka puasa. "Begitu pula untuk aktifitas, tidak ada pembatasan. Mereka tetap bekerja seperti biasa sesuai profesi masing-masing dokter, perawat dan ahli gizi," jelas Ari.

Pengukuran berat badan, tinggi badan, dan komposisi tubuh dengan menggunakan alat untuk mengukur komposisi tubuh dengan sistim pengukuran  BIA (Bio Impedance Analysis).

"Melalui alat ini dapat diukur massa protein, mineral, air, lemak tubuh dan ratio pinggang dan panggul," terangnya.

Subjek penelitian ini, Ari menjelaskan, terdiri dari perempuan sebanyak 86 persen dan 44 persen subjek penelitian memiliki berat badan lebih atau kegemukan (IMT > 23 kg/M2).

"Sementara rata-rata umur subjek penelitian 34 tahun dengan rentang kurang lebih 11 tahun. Indeks Massa Tubuh (IMT) subjek penelitian 23,7 kg/M2 dengan rentang kurang lebih 4 kg/M2," rincinya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama puasa Ramadan, ternyata terjadi penurunan berat badan dan perubahan komposisi tubuh, kecuali massa protein tubuh.

Begitu pula pada ratio pinggang dan  pinggul terjadi penurunan. Yang menarik, lanjut Ari, asupan kalori ternyata tidak berubah pada hari pertama dan hari terakhir puasa.

Namun aktifitas yang berhubungan dengan ibadah menjadi meningkat seperti peningkatan jumlah salat Sunah dan salat Taraweh. "Artinya pengeluaran energi akan meningkat selama Ramadan. Hal ini yang menyebabkan terjadi penurunan lemak tubuh walaupun asupan makan tetap sama," imbuhnya.

Asupan makan sebenarnya bisa dikurangi selama puasa. Hal ini akan membawa dampak yang lebih baik untuk kesehatan. Lebih lanjut Ari menjelaskan bahwa penurunan berat badan terjadi lebih besar pada laki-laki dari pada perempuan.

Rata-rata penurunan berat badan pada laki-laki mencapai 1,4 kg dengan rentang kurang lebih 1 kg. Sedangkan penurunan pada perempuan hanya 0,8 kg dengan rentang kurang lebih 0,8 kg. Sementara untuk pengurangan lemak tubuh mencapai 0,5 kg dengan rentang kurang lebih 0,6 kg.

Hasil penelitian juga menemukan bahwa puasa ternyata tidak menyebabkan penurunan protein tubuh. Hal ini, menurut Ari, merupakan hal yang baik meski terjadi penurunan berat badan dan penurunan kadar lemak tubuh.

"Protein memang dibutuhkan untuk kekuatan otot baik otot anggota gerak, maupun otot untuk pernapasan dan otot jantung," imbuhnya.

Ari menambahkan, puasa yang berlangsung 14 jam tidak akan menyebabkan gangguan kesehatan tubuh bahkan sebaliknya, justru akan memperbaiki tubuh, karena yang dibakar hanya lemak tubuh dan tidak membakar protein.

"Cuma memang disayangkan lanjutan pemeriksaan pada subjek penelitian setelah 4-5 minggu pasca-puasa Ramadan menunjukkan berbagai paramater komposisi tubuh dan berat badan kembali semula seperti saat hari pertama puasa," jelasnya.

Naiknya kembali berat badan setelah puasa Ramadan, lanjut Ari, konsisten dengan penelitian di luar negeri. Bahkan beberapa penelitian lain mendapatkan bahwa kenaikan berat badan kembali setelah beberapa hari setelah Ramadan.

"Hal ini menunjukkan bahwa komitmen untuk tetap mempertahankan berat badan selama Ramadan tidak konsisten dan tidak berlangsung lama," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI