Suara.com - Dokter-dokter di Inggris yang tergabung dalam British Medical Association (BMA) mengusulkan kebijakan untuk melarang penjualan rokok bagi mereka yang lahir setelah tahun 2000.
Keputusan ini diputuskan dalam pertemuan tahunan BMA, yang digelar Selasa (24/6/2014). Mereka akan mendorong pemerintah Inggris untuk mempromosikan larangan ini.
Dengan cara yang sama, para tenaga medis di Inggris berhasil mendesak larangan merokok di tempat umum dan merokok di dalam mobil saat membawa anak-anak, tahun 2002 dan 2011.
Semua ini dilakukan sebagai upaya untuk mewujudkan masyarakat bebas tembakau pada 2035. Tapi banyak kritikus justru menilai kebijakan ini 'iliberal'.
Tim Crocker-Buque, ahli kesehatan masyarakat, yang memotori gerakan ini mengatakan, Inggris berkesempatan menjadi negara pertama yang bebas rokok.
"Merokok tidak rasional, merokok seharusnya menjadi pilihan orang dewasa. Tetapi 80 persen perokok mulai merokok ketika remaja akibat tekanan teman sebayanya," katanya.
Menurutnya, perokok yang mulai merokok pada usia 15 tahun, tiga kali lebih beresiko meninggal akibat kanker dibandingkan dengan merokok yang dimulai di pertengahan 20-an.
Sheila Hollins, ketua dewan BMA mengatakan larangan ini akan membantu "mematahkan siklus anak-anak merokok".
Namun, tak semua dokter mendukung gerakan ini. Salah satunya, Yohanna Takwoingi. Dokter dari Birmingham ini mengatakan larangan adalah inisiatif yang dapat menyebabkan ejekan profesi. "Jika tembakau dilarang, maka seharusnya alkohol juga dilarang," ujarnya.
Tapi Crocker-Buque membantah. "Tembakau tidak sama dengan alkohol dan larangan tersebut tidak akan bekerja dengan cara yang sama. Sebagian besar orang yang menggunakan alkohol melakukan dengan aman," tegasnya. (The Guardian)