Penyebab Pasien DBD Bisa Meninggal

Ririn Indriani Suara.Com
Selasa, 10 Juni 2014 | 15:35 WIB
Penyebab Pasien DBD Bisa Meninggal
Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang menularkan virus dengue. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dan bersifat epidemik (dapat ditularkan antarmanusia).

Penyakit ini turut menyumbang angka kematian yang cukup tinggi.

Di Indonesia, menurut Dr. dr. Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI dari RSCM, ada sekitar 50 hingga 100 orang meninggal karena penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus ini.

Ini dikarenakan, lanjut dia, DBD dapat menyebabkan pasien mengalami kebocoran plasma.

"Peristiwa kebocoran plasma ini, membuat darah yang mengandung air, gula dan elektrolit keluar dari pembuluh darah. Sementara sel-sel dalam pembuluh darah tidak ikut keluar dan menimbulkan kepekatan dalam pembuluh darah. Ini yang disebut hematokrit," ujar Leonard pada acara SOHO #BetterU di Jakarta, Selasa (10/6/2014).

Kebocoran ini, tambahnya, jika tidak segera diatasi mampu menimbulkan gejala penyakit yang ringan menjadi berat, bahkan kematian.

Oleh karena itu, pengobatan utama DBD adalah mengganti cairan akibat kebocoran plasma tersebut.

"Pertolongan pertama sebelum di bawa ke rumah sakit, ketika pasien telah mengalami demam mendadak, dan disertai dengan gejala lain yang mendukung adalah dengan meminum air yang mengandung gula dan elektrolit yang banyak," ujarnya.

Gejala-gejala yang disertai demam tinggi tersebut, lanjut Leonard seperti, sakit kepala, nyeri di belakang mata, nyeri otot, nyeri tulang, bercak merah di kulit, tanda perdarahan dan sel darah putih rendah.

Peran trombosit sendiri, tambah dia, adalah menutup atau menyumpal celah pembuluh darah yang menganga. Semakin rendah trombositnya, semakin banyak juga trombosit yang terpakai untuk menyumpal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI