Studi: Perokok Aktif dan Pasif Berisiko Tuli

Ririn Indriani Suara.Com
Senin, 09 Juni 2014 | 17:15 WIB
Studi: Perokok Aktif dan Pasif Berisiko Tuli
Ilustrasi. (Foto: Visualphotos).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Merokok ternyata tak hanya meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker paru, tetapi juga bisa mengganggu pendengaran.

Ini dibuktikan dari hasil penelitian terkini yang menunjukkan bahwa perokok aktif dan pasif lebih mungkin menderita tuli.

Seperti dilansir dari Science Daily, penelitian yang dilakukan Universitas Manchester, Inggris, menyebutkan perokok aktif berpeluang 15,1 persen lebih tinggi alami gangguan pendengaran dibandingkan perokok pasif.

Namun, perokok pasif memiliki peningkatan risiko gangguan pendengaran sebesar 28 persen.

Sementara itu, mantan perokok memiliki risiko lebih rendah mengalami tuli - mungkin karena mereka mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat secara keseluruhan.

Kesimpulan tersebut didapat setelah para peneliti mempelajari 164.770 orang dewasa di Inggris yang berusia 40-69 tahun.

Mereka menjalani tes pendengaran antara 2007 dan 2010 saat bergabung dengan UK Biobank, sebuah proyek nasional untuk meningkatkan kesehatan.

"Memberikan sekitar 20 persen dari populasi asap di Inggris dan hingga 60 persen di beberapa negara, merokok mungkin merupakan penyebab signifikan gangguan pendengaran di seluruh dunia," ujar ketua penelitian, Dr. Piers Dawes dari Centre for Human Communication and Deafness.

"Kami menemukan, lebih banyak jumlah rokok yang Anda isap per minggu dan semakin lama Anda merokok, semakin besar risiko Anda akan merusak pendengaran Anda," tambahnya.

Kendati demikian, hingga kini hubungan antara merokok dan kehilangan pendengaran masih belum dapat dijelaskan.
Namun, merokok sering kali berhubungan dengan risiko penyakit jantung.

"Kami belum yakin apakah racun dalam asap tembakau mempengaruhi pendengaran secara langsung, atau apakah penyakit kardiovaskular yang berhubungan dengan merokok menyebabkan perubahan mikrovaskuler yang berdampak pada pendengaran, atau keduanya," kata Dr. Dawes.

Namun, menurut para peneliti, hubungan antara merokok dan gangguan pendengaran mungkin saja di bawah perkiraan.

Untuk menghindar risiko tersebut, maka berhenti merokok dan berusaha menghindari lingkungan penuh asap rokok adalah solusi terbaik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI