Suara.com - Terduga virus Mers-C di Indonesia mencapai 27 kasus yang terdapat pada tujuh provinsi sehingga perlu antisipasi untuk pencegahan agar warga dapat menjaga perilaku hidup sehat.
"Semua kasus tersebut ternyata negatif, hal ini melegakan," kata Plt Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Agus Purwadianto di Pontianak, Kalbar, Jumat (30/5/2014).
Menurut dia, pasien terduga (suspect) "Middle East Respiratori Syndroma Corona Virus" (Mers-C) merupakan virus jenis baru dari kelompok corona, tapi berbeda dengan "Severe Acute Respiratory Sydrome" (SARS) yang terjadi di Indonesia tahun 2003.
Agus mengatakan ada 15 negara yang terinfeksi virus Mers-C di antaranya Arab Saudi, Jordania, Kuwait, Oman, Qatar, Mesir, Prancis, Jerman, Italia, Tunia, Malaysia dan Filipina.
Dia mengatakan upaya pencegahan terhadap virus tersebut yakni menjaga perilaku hidup sehat, cukup istirahat, dilarang merokok, rajin mencuci tangan dengan sabun, hindari kerumunan dan mengunakan masker.
Hingga saat ini, lanjut Agus, belum ada vaksin yang tersedia untuk mengatasi virus tersebut. Ini dikarenakan pengobatan hanya bersifat pendukung mengurangi gejala, serta tergantung pada kondisi pasien.
Bahkan pengobatan yang bersifat spesifik belum ada, tapi diharapkan upaya pencegahan dengan menghindari kontak erat dengan orang yang sakit saluran pernapasan.
Dia menambahkan suspek virus tersebut sebelumnya mempunyai kontak dengan hewan di antaranya unta, domba, bebek, ayam maupun kambing.
Genjala suspek virus itu, kata Agus, seseorang mengalami Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), demam tinggi melebihi 38 derajat celsius atau ada riwayat demam sebelumnya.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Meret-Mei 2014 terdapat meningkatan kasus virus tersebut di Arab Saudi sebanyak 138 kasus. (Antara)