Suara.com - Tim peneliti dari Universitas Michigan baru-baru ini berhasil mengembangkan sebuah aplikasi di smartphone yang mampu menganalisa suara dan mendeteksi perubahan emosi pada seorang penderita bipolar. Aplikasi ini kini sedang diuji-cobakan, sebelum dilempar ke pasar.
Dalam percobaan pendahuluan, aplikasi ini bekerja efektif pada sejumlah penderita bipolar. Aplikasi ini dapat mendeteksi perubahan intonasi suara seorang penderita bipolar, yang menjadi peringatan awal akan perubahan mood mereka. Dengan deteksi dini, maka bisa dilakukan penanganan secara cepat.
Bipolar, gangguan kejiwaan yang mengakibatkan emosi penderitanya berubah-ubah secara ekstrem, telah mempengaruhi jutaan orang di dunia. Banyak penderita bipolar yang akhirnya mengakhiri hidupnya secara tragis.
Para peneliti mengklaim aplikasi ini bisa secara otomatis digunakan tanpa mengganggu privacy penderita bipolar yang sedang diteliti. "Semakin banyak sample yang kami kumpulkan, maka aplikasi ini akan bekerja lebih efektif. Tujuan utama kami adalah untuk mengantisipasi perubahan, sehingga bisa segera diambil langkah penanganan yang tepat," ujar Zahi Karam, ahli analisa mesin dan suara manusia, yang memimpin penelitian ini.
Spesialis bipolar, Dr. Melvin McInnis yang juga terlibat dalam penelitian ini, mengatakan aplikasi ini akan menjadi lompatan besar dalam penanganan pasien bipolar.
Jika aplikasi ini berfungsi sesuai yang diharapkan, maka tidak tertutup kemungkinan untuk mengembangkan aplikasi serupa untuk gangguan kejiwaan lainnya seperti schizophrenia, stres pascatrauma, hingga parkinson. (easygoodhealth.com)