Studi ini juga menemukan, perempuan mengalami tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi di tempat kerja daripada laki-laki.
"Hal ini membuktikan sesuatu yang kita sudah tahu sejak lama - perempuan memiliki banyak pekerjaan rumah untuk dilakukan ketika mereka pulang kerja sehingga mereka memiliki sedikit waktu luang. Perempuan cenderung memiliki hal ekstra untuk dilakukan," kata Dr. Damaske.
Alasan lain perempuan mengalami stres yang lebih rendah
dan lebih banyak kebahagiaan di tempat kerja dibandingkan dengan laki-laki adalah, karena perempuan kemungkinan lebih menyukai pekerjaannya.
"Saya pikir perempuan yang tetap bekerja 'full time' dalam jangka panjang cenderung telah menemukan pekerjaan yang membuat mereka betah. Terkait dengan kualitas pekerjaan itu, perempuan mungkin akan lebih puas dengan pekerjaan mereka dibandingkan lelaki," jelasnya.
Namun, studi juga menunjukkan tidak ada perbedaan gender dalam tingkat stres pada akhir pekan karena tingkat stres setiap orang cenderung turun pada akhir pekan.
Maka Dr. Damaske menyimpulkan, solusi untuk kesenjangan stres antara rumah dan pekerjaan mungkin dapat diberikan oleh para atasan di perusahaan dengan menawarkan kebijakan kerja yang lebih "ramah keluarga".
Kebijakan kerja yang "ramah keluarga" itu termasuk memberikan pekerja jadwal yang fleksibel atau opsi untuk bekerja dari rumah, sehingga mereka dapat menyelesaikan konflik yang muncul akibat tanggung jawab antara pekerjaan dan keluarga.