Suara.com - Arab Saudi pada Jumat (16/5/2014) waktu setempat, melaporkan lima kasus baru Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) dan tiga kasus kematian.
Kasus baru tersebut menambah jumlah seluruh kasus menjadi 520 serangan MERS, termasuk 163 kematian. Sementara itu Kementerian Kesehatan negara Teluk itu mengumumkan tiga pasien sepenuhnya pulih dari infeksi virus itu.
Dari seluruh kasus baru tersebut, satu pasien berada di unit perawatan intensif (ICU), tiga berada dalam kondisi stabil dan satu tanpa gejala, seperti dikutip dari Xinhua. Semua kasus baru ditemukan di Ibu Kota Arab Saudi, Riyad, Jeddah dan Taif.
Selain data statistik harian, Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Sabtu (17/5/2014), membantah beberapa laporan bahwa penjabat menteri yang baru diangkat telah terinfeksi virus tersebut.
MERS dipandang sebagai "sepupu virus SARS", yang lebih mematikan tapi tak terlalu cepat menyebar. SARS merebak di Asia pada 2003 dan menyerang ribuan orang.
Koronavirus tersebut pertama kali ditemukan pertengahan 2012 pada seorang pria tua yang menderita radang paru-paru akut dan gagal ginjal.
Virus itu telah menyebar dari negara Teluk ke Afrika Utara, Asia Tenggara dan Eropa, menewaskan lebih dari seratus orang dan menyerang ratusan orang lagi.
Sementara di Indonesia belum ada laporan kematian akibat MERS, namun sejumlah pasien yang pulang dari Umrah ke Arab Saudi yang kini dirawat rumah sakit di daerah, melaporkan gejala yang mirip serangan MERS. (Oana/Xinhua/Antara)