Balitbangkes Kemenkes: Tidak Ada Istilah Suspect MERS

Doddy Rosadi Suara.Com
Rabu, 14 Mei 2014 | 18:16 WIB
Balitbangkes Kemenkes: Tidak Ada Istilah Suspect MERS
Coronavirus, penyebab penyakit MERS (Reuters/National Institute for Allergy and Infectious Diseases).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama meminta masyarakat tidak panik dengan semakin banyaknya pasien yang dirawat Rumah Sakit terkait virus Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-Cov).

Kata dia, hingga saat ini belum ada satu pun yang positif terkena virus MERS. Berdasarkan hasil laboratorium, semua hasil pemeriksaan terhadap bahan yang diambil dari saluran tenggorokan pasien masih negatif.

“Saya pastikan belum ada yang positif terkena MERS. Anda pasti bertanya-tanya kenapa semakin banyak yang dirawat di RS dan diduga terindikasi terkena virus MERS, karena sekarang ini semua yang sakit batuk dan demam serta habis pulang dari Arab langsung memeriksakan diri ke rumah sakit. Puncaknya ini terjadi pada April, tadinya kan yang sakit batuk dan demam tidak pernah ke rumah sakit,” kata Tjandra kepada suara.com melalui sambungan telepon, Rabu (14/5/2014).

Tjandra Yoga juga menjelaskan, tidak ada istilah pasien yang suspect atau diduga mengidap MERS. Berdasarkan definisinya, hanya ada tiga kondisi yaitu Under Investigation (dalam peneltian), Probable (kemungkinan kuat) dan Confirm.

“Jadi semua pasien yang sekarang dirawat di rumah sakit itu statusnya Under Investigation, dokter yang merawatnya mengambil sample dari saluran tenggorokan untuk memeriksa apakah positif terkena MERS, sedangkan probable itu biasanya petugas kesehatan yang merawat pasien MERS dan mengalami gejala seperti MERS. Sedangkan confirm itu setelah keluar hasil tes dari laboratorium,” jelas Tjandra.

Tjandra menambahkan, virus MERS sebenarnya sudah muncul sejak 2012. Namun, puncaknya terjadi pada bulan lalu ketika sudah banyak korban di Arab Saudi. Dia menambahkan, virus ini berpotensi untuk menular antarmanusia namun masih sangat terbatas (limited human to human).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI