Peneliti Temukan Antibodi untuk Virus MERS

Ririn Indriani Suara.Com
Selasa, 29 April 2014 | 21:05 WIB
Peneliti Temukan Antibodi untuk Virus MERS
Coronavirus, penyebab MERS (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para peneliti menemukan antibodi manusia alami untuk virus baru Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS).

MERS, penyakit yang disebabkan virus mirip SARS, kali pertama terdeteksi pada 2012 dan menyebabkan wabah di Timur Tengah serta kasus-kasus sporadis di dunia.

Penyakit ini menimbulkan kekhawatiran dunia dalam beberapa pekan ini dengan meningkatnya kasus infeksi dan kematian di Arab Saudi.

Pejabat Arab Saudi mengkonfirmasikan 26 kasus baru MERS dan 10 kematian pada akhir pekan ini, sehingga jumlah korban terinfeksi di negara itu mencapai 339 kasus, seperti dikutip dari Reuters, 102 di antaranya berujung kematian.

Saat ini tidak ada obat atau vaksin untuk MERS. Penyakit pernapasan akut itu menimbulkan gejala batuk, demam, napas tersengal-sengal serta bisa mengarah ke penumonia dan gagal ginjal.

Namun dalam studi yang dipublikasikan di dua jurnal ilmiah pada Senin, para peneliti dari Amerika Serikat, Cina dan Hong Kong mengatakan, mereka telah menemukan beberapa antibodi penetral yang mampu mencegah bagian kunci dari virus untuk menempel pada pembawa dan menginfeksi sel-sel tubuh manusia.

Antibodi merupakan protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh yang mengenali virus dan bakteri asing.

Antibodi penetral merupakan salah satu yang tidak hanya mengenali virus tertentu namun juga mencegahnya menginfeksi sel inang, yang berarti tidak ada infeksi dari orang atau binatang itu.

Dalam sebuah studi di jurnal ilmiah Kedokteran Transnasional, tim yang dipimpin peneliti Tiongkok menemukan bahwa dua antibodi bernama MERS-4 dan MERS-27 mampu memblokir sel dalam cawan laboratorium dari infeksi virus MERS.

"Meski masih awal, hasil studi ini menunjukkan bahwa antibodi terutama yang digunakan dalam kombinasi, menjadi bahan menjanjikan untuk mengatasi MERS," tulis para peneliti itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI