Suara.com - Vaksinasi merupakan cara terbaik mencegah orang terkena penyakit meningitis dan mengurangi risiko hingga 80 persen.
"Efektivitasnya sekitar 70-80 persen, namun ini tergantung pada sistem kekebalan masing-masing orang," ujar dokter Divisi Alergi Imunologi Klinik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM Iris Rengganis dalam kampanye meningitis di Jakarta, belum lama ini.
Menurutnya vaksinasi ini sangat dianjurkan untuk orang-orang yang akan bepergian ke wilayah atau negara dengan endemik atau memiliki kasus meningitis.
"Paling lambat 10-14 hari sebelum tiba di negara tujuan karena antibodi akan terbentuk dua minggu setelah penyuntikan," imbuh iris.
Hal senada dikemukakan pula oleh Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan RI, Tjandra Yoga Aditama. Ia mengatakan, untuk memastikan perlindungan yang optimal, Pemerintah telah mengesahkan penggunaan vaksin konjugat quadrivalent untuk mencegah penularan dari empat serogroup varian meningitis.
Keempatnya adalah A,C,Y dan W-135 yang disebut Tjandra dianjurkan untuk pelancong dan calon mahasiswa sebelum bepergian ke luar negeri, khususnya negara-negara endemis.
Menurut dia, pemberian vaksin juga dapat dilakukan atas permintaan negara tujuan. Vaksin meningitis itu sendiri, kata Tjandra, dapat diperoleh di kantor kesehatan pelabuhan laut dan udara.
Meningitis adalah penyakit yang disebabkan infeksi bakteri meningokokus yang menyerang selaput otak dan sumsum tulang belakang.
Infeksi bisa terjadi karena peradangan akibat virus dan bakteri pada selaput tersebut.
Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung dengan penderita atau paparan cairan tubuh penderita meningitis.
Saat ini diketahui sejumlah negara menjadi endemis meningitis meningokokus, yakni Australia, Amerika Serikat, Arab Saudi, Gambia, Ethiopia, Guinea-Bissau dan Kenya.